Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK Berharap Nelayan Indonesia Tak Seperti Nelayan Somalia yang Berubah Jadi Perompak

Kompas.com - 08/10/2019, 12:55 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Indonesia mewaspadai agar sumber daya lautnya tak dieksploitasi asing seperti di Somalia.

Ia mengatakan, jika terjadi seperti itu, maka nelayan akan marah dan tak lagi menangkap ikan, tetapi beralih profesi menjadi perompak seperti di Somalia.

"Somalia terkenal sumber ikan yang baik. Datanglah para nelayan yang banyak dari bermacam negara dengan kapal yang lebih baik dan lebih canggih daripada nelayan Somalia. Rakyat Somalia marah, dan bukan kemudian mencari ikan, tapi dia mencari orang dan kapal," ujar Kalla dalam acara SDGS Annual Meeting di Hotel Fairmount, Senayan, Jakarta, Selasa (8/10/2019).

Baca juga: Menteri Susi: Pemusnahan Kapal Pencuri Ikan untuk Amankan Visi Misi Jokowi

Kalla menilai, nelayan Indonesia berpotensi bernasib sama dengan nelayan Somalia bila pemerintah tidak becus menjaga kedaulatan lautnya dari asing.

Karenanya, ia mengatakan pemerintah wajib menjamin tersedianya sumber daya laut bagi nelayan Indonesia.

Kalla menilai, Kementerian Kelautan dan Perikanan di bawah kepemimpinan Susi Pudjiastuti telah berupaya menjaga sumber daya laut dari illegal fishing lewat penenggelaman kapal asing.

Baca juga: Selama 2 Hari, Menteri Susi Tenggelamkan 40 Kapal Pencuri Ikan di Pontianak dan Natuna

Namun, Kalla mengatakan perlu upaya lain selain penenggelaman kapal agar sumber daya laut dan produksi ikan di Indonesia lebih optimal

"Itu contoh bagaimana kemarahan nelayan akibat akibat iliegal fishing. Mudah-mudahan nelayan di Maluku atau Banda atau Laut Jawa, Natuna, tidak marah seperti orang Somalia. Karena habis sumber daya ikannya," ujar Kalla

"Bu Susi telah berusaha dengan itu walaupun tentu juga dibutuhkan upaya lain untuk meningkatkan produksi ikan. Tapi jangan biarkan orang marah karena kita tidak menjaga laut ini," lanjut dia.

Kompas TV Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali menenggelamkan kapal asing pencuri ikan di perairan Indonesia. Total ada 40 kapal pencuri ikan yang ditenggelamkan Menteri Susi dalam 2 hari terakhir. Empat kapal ini ditenggelamkan di Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Dua kapal ditenggelamkan di laut lepas dengan cara dibocorkan dan diisi air. Sementara 2 kapal akan dijadikan monumen di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu atau SKPT Natuna. Dalam 2 hari ini 40 kapal ditenggelamkan karena telah memiliki ketetapan hukum terbukti mencuri ikan di Perairan Indonesia. Selain menenggelamkan kapal Menteri Susi juga meresmikan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu atau SKPT di Natuna. Menteri Susi Pudjiastuti juga menenggelamkan kapal pencuri ikan di Perairan Tanjung Datuk, Mempawah, Kalimantan Barat. Dari 21 kapal yang ditenggelamkan 16 di antaranya berbendera Vietnam. Menteri Susi menyebut penenggelaman ini merupakan yang terakhir. #SusiPudjiastuti #KapalPencuriIkan #PenenggalamanKapal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com