Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Pastikan Tak Tarik Tenaga Kesehatan di Wamena

Kompas.com - 30/09/2019, 20:48 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek memastikan, tidak akan menarik tenaga kesehatan yang sudah diterjunkan di Wamena, Papua.

Mereka tetap bertahan setelah salah satu dokter bernama Soeko Marsetiyo meninggal dunia akibat kerusuhan di sana, beberapa waktu lalu.

"Kami berterima kasih dan apresiasi bahwa mereka tetap tinggal di Wamena. Ini laporan yang kami terima. Masih banyak," ujar Nila di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (30/9/2019).

"Mereka itu terdiri dari dokter spesialis maupun dokter umum, ataupun perawat, dan bidan, dan sebagainya. Mereka masih tinggal di Wamena," lanjut dia.

Baca juga: Komnas HAM Desak Pemerintah Ungkap Kerusuhan Wamena

Nila menyatakan TNI-Polri akan mengawal tenaga kesehatan yang bertugas di Wamena dan menjamin keselamatan mereka.

Ia mengatakan, tenaga kesehatan sipil akan terus berkoordinasi dengan tenaga kesehatan dari TNI dan Polri yang bertugas di sana. Sehingga, keselamatan tenaga kesehatan sipil di Wamena terjamin.

"Kami juga menitipkan tenaga kesehatan kami akan dikawal TNI-Polri. Akan tetap dikawal tentu tenaga kesehatan ini," lanjut dia.

Sebelumnya Sekretaris Dinas Kesehatan Papua Silwanus Sumule menyatakan beberapa dokter muda yang berada di Wamena telah meminta untuk dievakuasi karena takut dengan kerusuhan yang pecah di sana.

"Sejumlah dokter muda yang dikirim oleh Kementerian Kesehatan awal-awal sudah minta dipulangkan dan sementara sedang dievakuasi, ada sekitar 8 dokter internship," ujar Sumule.

Baca juga: Pasca-kerusuhan Wamena, Sejumlah Dokter Bertahan di RSUD Lanny Jaya Papua

Namun, Sumule menyebut ada satu dokter muda yang sudah berada di Jayapura, meminta untuk kembali ke Wamena untuk melayani masyarakat.

Ia pun menyambut baik keinginan tersebut dan meminta seluruh pihak untuk bisa ikut memproteksi keberadaan tenaga medis di Wamena.

"Bahwa ada dampak dari kejadian ini, itu manusiawi sekali dan harus menjadi tanggung jawab kita semua, pemerintah dan masyarakat untuk melindungi dokter," tutur dia. 

 

Kompas TV Tim Kesehatan Kodam 17 Cenderawasih menyatakan sejak hari pertama hingga hari ke-7, tercatat jumlah pasien yang ditangani di pos kesehatan telah mencapai 7 ratus 4 belas orang pasien.<br /> <br /> Di hari pertama hingga hari ketiga, posko kesehatan didominasi pasien luka-luka akibat kerusuhan. Namun, hari keempat hingga hari ketujuh ini posko kesehatan didominasi oleh pasien usia lanjut dan anak-anak yang banyak menderita infeksi saluran pernapasan atas. #Wamena #PengungsiWamena #Papua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com