JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manudia mendesak pemerintah mengungkap peristiwa kerusuhan di Wamena yang telah menimbukkan puluhan korban jiwa.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, kerusuhan di Wamena merupakan sebuah tragedi kemanusiaan yang harus diusut tuntas.
"Komnas HAM menegaskan komitmennya untuk mendorog pengungkapan tragedi apa pun, upaya pengungkapan tragedi ini sesuatu yang sangat penting sehingga kemudian jelas dan siapa yang melaukannya, motfinya apa," kata Taufan di Kantor Komnas HAM, Senin (30/9/2019).
Taufan menuturkan, para perusuh juga mesti diberi hukukan tegas. Menurut Taufan, hukum mesti ditegakkan untuk mencegah peristiwa serupa terulang kembali.
Baca juga: Kerusuhan Wamena, Komnas HAM Ingatkan Publik Tak Mudah Termakan Hoaks
Di samping itu, Komnas HAM juga mendorong pemerintah untuk membangun dialog bersama tokoh-tokih Papua dalam rangka membangun perdamaian.
Taufan mengatakan, Komnas HAM siap memfasilitasi dialog antara Pemerintah dengan tokoh-tokoh Papua untuk mencari solusi perdamaian sekaligus menyelesaikan masalah HAM di Papua.
"Kalau enggak, ini akan menjadi satu tragedi yang lebih besar lagi yang tentu saja bisa memicu ketegangan lebih luas di berbagai tempat termausk di Jakarta termasuk juga respon internasional kepasa kita sebagai bangsa," kata Taufan.
Hingga Minggu kemarin, Komnas HAM mencatat ada 31 orang korban jiwa dan 43 orang luka-luka akibat kerusuhan di Wamena.
Baca juga: Anak Korban Kerusuhan Wamena Dijamin Bisa Sekolah di Makassar Tanpa Surat Pindah
Di samping itu, terdapat 8.200 orang yang mengungsi di Polres Wamena, Kodim Wamena, dan Bandra Wamena.
Jumlah tersebut belum termasuk ribuan warga lain yang pergi meninggalkan Wamena.
Kerusuhan itu terjadi setelah aksi unjuk rasa yang berujung ricuh pasa Senin (23/9/2019). Selain itu, kerusuhan menyebabkan banyak bangunan di Wamena rusak dan terbakar.
Adapun unjuk rasa itu diduga disebabkan oleh beredarnya kabar seorang guru di Wamena yang melontarkan perkataan bernada rasial kepada salah seorang muridnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.