Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Formappi Duga Komisi VI Tak Hasilkan Legislasi karena Boikot Menteri Rini

Kompas.com - 26/09/2019, 16:36 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menyebut, beberapa komisi di DPR RI periode 2014-2019 menjalankan fungsi legislasi yang buruk.

Beberapa komisi hanya mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) kumulatif terbuka tanpa menghasilkan RUU prioritas.

Bahkan, ada satu komisi yang selama lima tahun tak menghasilkan undang-undang sama sekali, baik prioritas maupun kumulatif terbuka.

"Ada komisi yang bukan hanya enggak hasilkan RUU prioritas, tapi juga RUU kumulatif terbuka. Jadi fungsi legislasinya nol. Ini di Komisi VI," kata Lucius di kantor Formappi, Jakarta Timur, Kamis (26/9/2019).

Baca juga: Formappi Sebut DPR Periode 2014-2019 Terburuk Sejak Reformasi

Tidak adanya RUU yang dihasilkan Komisi VI selama lima tahun masa kerja, kata Lucius, bisa jadi disebabkan adanya kendala dengan pemerintah.

Besar kemungkinan, komisi yang membidangi industri, investasi, dan persaingan usaha ini memboikot pemerintah sebagai mitra kerja mereka. Adapun, dalam hal ini mitranya adalah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Bisa jadi, sebab (Menteri BUMN) Rini Soemarno selama ini sudah diboikot sama Komisi VI. Sehingga proses pembahasan bersama pemerintah jadi terganggu," ujar Lucius.

Baca juga: Formappi Nilai UU MD3 dan UU KPK Direvisi untuk Kepentingan Elite

Selain Komisi VI, Lucius menilai, kinerja Komisi III dan Komisi VII dalam fungsi legislasi juga tidak baik.

Sebab, mereka hanya mampu menghasilkan RUU kumulatif terbuka tanpa bisa mengesahkan satu pun RUU prioritas.

Kedua komisi tersebut hanya bersemangat untuk membahas Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) yang pada akhirnya pengesahannya pun ditunda.

"Mereka ambisi untuk selesaikan RUU KUHP, menjadi catatan bahwa di antara potret kemalasan dari RUU prioritas, ada RUU yang dibahas juga akhirnya yakni RKUHP," kata Lucius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com