Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan: Pembacok TNI hingga Tewas Menyaru Jadi Mahasiswa Papua

Kompas.com - 24/09/2019, 09:10 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, pelaku pembacokan prajurit TNI dari Yonif 751/Raider yang bernama Praka Zulkifli bukan dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).

Ia mengatakan, pelaku pembacokan diduga oknum yang mengenakan pakaian mirip dengan mahasiswa Papua.

Diketahui, prajurit TNI dari Yonif 751/Raider Praka Zulkifli tewas dalam kerusuhan yang terjadi di di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019).

"Itu yang nyaru apa namanya mahasiswa atau bukan SMA itu. Hanya pakai-pakai baju,
Ya kami prihatin saja, tidak boleh begitu," kata Ryamizard di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/9/2019).

Baca juga: Polisi: Ada Benny Wenda di Balik Kerusuhan Jayapura

Ryamizard mengatakan, terkait kerusuhan yang kembali terjadi di Papua, pemerintah harus menyelesaikan dengan baik.

"Tetap saja dengan hati dingin, tidak panas. Selesaikan dengan baik. Menyelesaikan sesuatu yang itu pasti ada pengorbanannya," ujar dia. 

Sebelumnya, satu prajurit TNI gugur ketika terjadi bentrok antara massa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dengan aparat gabungan di Expo Waena, Kota Jayapura, Papua, Senin (23/9/2019).

Kodam XVII/Cendrawasih mengkonfirmasi, prajurit yang tewas berasal dari Yonif 751/Raider, Praka Zulkifli, yang sedang melaksanakan tugas BKO Polda Papua sebagai pengemudi kendaraan dinas truk pengangkut pasukan.

Massa AMP menggelar demo di depan Auditorium Universitas Cenderawasih untuk menuntut pendirian posko bagi mahasiswa Papua yang pulang dari studi di luar Papua.

Namun, aksi tersebut tidak mendapat izin baik dari Polda Papua maupun dari pihak Rektorat Uncen.

Menurut Dax, massa AMP kemudian difasilitasi petugas untuk kembali ke daerah Expo Waena dengan menggunakan kendaraan truk dan bis umum dengan dikawal aparat keamanan yang menggunakan kendaraan dinas yang dikemudikan Zulkifli.

Baca juga: Kronologi Lengkap Kerusuhan di Jayapura Versi Polisi

Pukul 11.00 WIT, setibanya di daerah Expo Waena, massa AMP yang baru turun dari kendaraan berbalik menyerang aparat keamanan yang mengawal mereka pulang.

Bahkan, massa AMP berusaha memprovokasi masyarakat Papua yang berada di Expo Waena untuk melakukan aksi anarkis berupa pembakaran terhadap berbagai fasilitas umum dan rumah masyarakat.

"Almarhum Praka Zulkifli yang sedang beristirahat sejenak usai mengantar pasukan pengamanan tiba-tiba diserang oleh massa dengan menggunakan senjata tajam," ujar dia.

Zulkifli menderita luka bacokan di kepala bagian belakang. Korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan medis.

Namun, karena pendarahan yang hebat, nyawa Praka Zulkifli tidak dapat terselamatkan. Pukul 12.30 WIT, Praka Zulkifli dinyatakan meninggal dunia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com