Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar Agenda Strategis, Golkar Kembali Rotasi Anggota Komisi XI DPR

Kompas.com - 23/09/2019, 11:39 WIB
Kurniasih Budi

Editor

KOMPAS.comFraksi Partai Golkar kembali merotasi 4 anggota Komisi XI DPR hari ini (23/9/2019).

Sekretaris Fraksi Partai golkar Adies Kadir mengatakan, Golkar melakukan bantuan kendali operasi (BKO) tersebut lantaran ada agenda penting di komisi-komisi.

Sementara itu, sejumlah anggota Fraksi Partai Golkar tidak bisa hadir atau sedang memiliki kegiatan di luar.

Padahal, lanjut dia, terdapat kebijakan partai yang mesti dikawal. Alasan tersebut yang membuat BKO mesti dilakukan.

"BKO ini hal yang biasa dilakukan oleh setiap fraksi. Ketika ada agenda penting yaitu fit and proper test calon anggota BPK, banyak anggota kami sedang banyak kegiatan di luar dan ada agenda partai yang harus dikawal," kata Adies dalam pernyataan tertulis, Senin (23/9/2019).

Rotasi anggota komisi, ia melanjutkan, merupakan hal lumrah yang dilakukan oleh fraksi-fraksi di parlemen.

Bukan rotasi pertama

Bukan hanya Partai Golkar, kata dia, partai lain juga melakukan langkah serupa.

Pada awal pekan ini Fraksi Golkar kembali merotasi sejumlah kader, bahkan untuk yang ketiga kali.

Sebelumnya, Golkar merotasi kader pada 19 September 2019.

Berselang sehari tepatnya pada 20 September 2019 Fraksi Partai Golkar mengembalikan lagi ke-7 anggota itu ke Komisi XI.

Adies heran lantaran keputusan pergantian sementara anggota partainya di Komisi XI justru ramai diperbincangkan.

"Kami pernah BKO anggota Komisi I, waktu itu sedang pemilihan anggota KPI. Sementara dii Komisi III kami juga pernah melakukan rotasi saat pemilihan calon hakim agung MA dan capim KPK,” kata anggota Komisi III DPR itu.

Fraksi Golkar merotasi anggota di Komisi XI dengan tujuan yang baik.

Apabila terjadi voting dalam pemilihan anggota BPK, kata Adies, anggota dari FPG sudah siap dan tidak kosong (abstain).

"Kami tidak mau ketinggalan agenda penting ini. Maka dari itu, kami melakukan rotasi sementara atau BKO," kata Adies.

Adies menegaskan, langkah yang dilakukan oleh Fraksi Partai Golkar bukan manuver politik partainya.

Apalagi, pimpinan Fraksi Partai Golkar telah melaporkan langkah strategis itu kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

"Ini bukan manuver politik Golkar. Sebaliknya Golkar ingin mengawal proses pemilihan calon anggota BPK sesuai aturan yang ada," kata Adies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com