Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] KPAI Tak Berniat Stop Audisi PB Djarum | Auktor Intelektualis Kerusuhan Papua

Kompas.com - 10/09/2019, 07:01 WIB
Bayu Galih

Penulis

KOMPAS.com - Langkah Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum yang menghentikan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis untuk anak-anak menuai polemik.

Penghentian audisi ini merupakan tindak lanjut PB Djarum setelah menerima permintaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia untuk mengganti nama audisi yang tidak terkait produk rokok.

Polemik antara KPAI dengan PB Djarum itu kemudian menjadi artikel terpopuler dan paling menarik perhatian pembaca Kompas.com pada Senin (9/9/2019).

Lalu bagaimana polemik itu bermula?

Awalnya, KPAI meminta penyelenggaraan audisi tidak menggunakan nama merek, logo, dan gambar produk tembakau. Ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012.

PB Djarum secara mengejutkan malah menghentikan audisi. Tidak ada lagi ajang pencarian bibit muda di ranah bulu tangkis mulai tahun depan.

KPAI kemudian menyatakan bahwa tidak ada niat agar PB Djarum menghentikan audisi secara keseluruhan. PB Djarum hanya diminta KPAI taat aturan.

Selengkapnya, baca: KPAI: Tak Ada Niat Hentikan Audisi Bulu Tangkis PB Djarum

Selain tentang polemik audisi PB Djarum, informasi tentang kerusuhan Papua dan Papua Barat masih menarik perhatian pembaca.

Kemarin, polisi menetapkan seorang tersangka berinisial FBK. Dia dituding polisi sebagai auktor intelektualis di lapangan terkait kerusuhan di dua provinsi itu.

FBK ditangkap di wilayah Papua saat akan berangkat menuju Wamena, pada Jumat (6/9/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com