Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Tahun Terbunuhnya Munir, Kabinet Jokowi Diminta Bersih dari Pelanggar HAM

Kompas.com - 06/09/2019, 16:34 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Yati Andriyani meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) membersihkan kabinetnya dari orang-orang yang diduga berkaitan dengan pelanggaran HAM.

Hal tersebut berkaitan dengan belum terselesaikannya kasus pembunuhan aktivis HAM Munir yang pada Sabtu (7/9/2019) esok tepat 15 tahun.

Padahal pengeksekusi di lapangan, yakni pilot Garuda bernama Pollycarpus Budihari Priyanto telah dihukum dan bahkan telah bebas kembali.

"Kami minta Presiden membersihkan kabinetnya dari orang-orang yang diduga pelanggaran HAM," ujar Yati.

Baca juga: 15 Tahun Tragedi Pembunuhan Munir, Ini Desakan Koalisi Keadilan...

Yati pun menyebut nama tokoh-tokoh yang dimaksud, yakni Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM Wiranto serta mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) AM Hendropriyono.

"Kalau masih diberi panggung, maka kasus-kasus pelanggaran HAM tak akan bisa diselesaikan," kata dia.

Menurut Yati, apabila Presiden Jokowi berani mengambil langkah tersebut di kabinet barunya nanti, maka dia yakin periode ini Jokowi dapat memberi harapan untuk kasus pelanggaran HAM dan kasus Munir.

Baca juga: INFOGRAFIK: Munir Dibunuh di Udara

Sebab, kata dia, Munir merupakan simbol kemanusiaan dan keadilan sehingga jika Jokowi berani tegas, maka sama dengan Jokowi beri harapan kepada para pencari keadilan negeri ini.

Jokowi, kata dia, bisa mengambil langkah dengan memanggil orang-orang yang dulu ada di tim pencari fakta (TPF) kasus Munir untuk meminta penjelasan.

"Kemudian memanggil kapolri, kejagung, Menkumham untuk segera ambil  tindakan untuk bongkar kasus ini. Dari hukum tata  negara, itu sangat bisa dilakukan," kata dia.

Baca juga: Polri: Kalau Tidak Ada Bukti Baru, Kasus Munir Mandek

Adapun pada Sabtu (7/9/2019) merupakan tepat 15 tahun peristiwa pembunuhan Munir, sang aktivis HAM.

Munir dibunuh di dalam pesawat maskapai Garuda jurusan Amsterdam dengan cara diberikan racun arsenik pada 7 September 2004.

Pilot Garuda bernama Polycarpus Budihari Priyanto menjadi tersangka atas pembunuhan tersebut karena diketahui menaruh arsenik di makanan Munir.

Namun hingga saat ini, aktor intelektual atas kasus tersebut belum diketahui.

Kompas TV Lima tahun Museum HAM Omah Munir berdiri dalam rangka mengenang perjuangan Munir seorang aktivis pejuang HAMyang tewas dibunuh namun hingga kini kasus pembunuhan Munir belum juga tuntas. Museum iniyang sudah berdiri sejak 5tahun lalu diharapkan mampu mendorong penyelesaian kasus kematianMunir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com