Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNS Solo Akan Ikuti Rencana Pemerintah Datangkan Rektor Asing

Kompas.com - 20/08/2019, 20:15 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Icha Rastika

Tim Redaksi

KARANGANYAR, KOMPAS.comRektor Universitas Sebelas Maret (UNS Solo) Jamal Wiwoho mengatakan, pihak UNS akan mengikuti rencana pemerintah untuk mendatangkan rektor asing

Ia menilai, rencana rektor asing untuk memimpin perguruan tinggi di Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangan.

“Kalau saya (UNS) ikut saja. Secara prinsip ikut saja. Artinya ada nilai plus-minus. Siap saja (dengan rencana rektor asing),” kata Jamal kepada Kompas.com saat ditemui selepas acara Konser Apresiasi Pancasila di Karanganyar, Jawa Tengah, (19/8/2019) malam.

Ia menyebut, keberadaan rektor asing berdampak positif dengan catatan rektor itu memiliki reputasi tingkat internasional, jaringan yang bagus, publikasi yang bagus, dan catatan-catatan intelectual property right.

(Baca juga: Menristekdikti: Presiden Setuju soal Rektor Asing, tetapi...)

Sementara itu, menurut dia, rektor asing akan kurang efektif bekerja lantaran persoalan budaya, gaji, dan anggaran perguruan tinggi.

“Tetapi kami juga butuh rektor nasional. Karena apa? Aturan-aturan (permenristekdikti) kita harus disuaikan itu dulu. Rektor asing tentu tak semudah yang dibayangkan,” ucap Jamal.

Saat ini, pemilihan rektor kampus di Indonesia diatur berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor19 Tahun 2017 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri.

Pemerintah berencana mendatangkan rektor asing untuk memimpin perguruan tinggi di Indonesia. Presiden Jokowi sendiri telah menyetujui rencana mendatangkan rektor asing.

Ada 16 peraturan pemerintah yang direvisi agar rektor asing bisa memimpin perguruan tinggi di Indonesia.

Revisi 16 peraturan pemerintah ditargetkan bisa selesai pada tahun ini dan pada tahun depan diharapkan sudah ada rektor asing yang bisa memimpin PTN di dalam negeri.

Baca juga: Menristekdikti: Presiden Setuju soal Rektor Asing, tetapi...

Adapun wacana mendatangkan rektor asing ini muncul untuk meningkatkan peringkat perguruan tinggi di Indonesia di tingkat dunia. Namun, wacana ini sebelumnya mendapat penolakan dari sejumlah pihak.

Menurut Pelaksana Tugas Rektor Universitas Budi Luhur Wendi Usino, keberadaan rektor asing untuk memimpin suatu kampus di Indonesia tidak efektif karena berhubungan dengan dua alasan, yaitu masalah budaya dan pembiayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com