Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kemesraan" PDI-P-Gerindra Disebut Jadi Tanda Bakal Ada Agenda Besar

Kompas.com - 14/08/2019, 11:20 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus menilai, "kemesraan" Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto belakangan ini sudah melampaui dua sahabat lama.

Menurut dia, ada agenda politik besar di balik kebersamaan yang berusaha mereka tunjukkan ke publik.

"Sebagai pengendali dua gerbong politik besar, hampir pasti pertemuan demi pertemuan yang dilakukan keduanya merupakan bagian dari langkah politik penjajakan untuk sebuah kerja sama politik selanjutnya," kata Lucius saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/8/2019).

Baca juga: Kerja Sama PDI-P dan Gerindra Akan Menyulitkan Jokowi, Ini Sebabnya...

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus saat ditemui di kantor Formappi, Matraman, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018). KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus saat ditemui di kantor Formappi, Matraman, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).
Namun, Lucius mengatakan, kedekatan PDI-P dan Gerindra ini hanya terbatas pada dua partai itu.

Sampai saat ini, partai politik pendukung Jokowi lainnya belum menunjukkan kemesraan serupa.

Oleh karena itu, menurut Lucius, agenda politik yang tengah dibahas antara PDI-P dan Gerindra adalah terkait kursi pimpinan MPR, bukan kursi kabinet.

"Kalau kursi kabinet, nampaknya Gerindra tak bisa hanya mengandalkan PDI-P. Kursi kabinet merupakan medan bagi parpol koalisi pendukung Jokowi yang pembagiannya sangat bergantung pada kebijakan presiden terpilih Jokowi," ujar dia.

Lucius menyebut, peluang Gerindra bergabung ke koalisi tetap ada. Tetapi, lebih besar kemungkinan partai pimpinan Prabowo Subianto itu mengincar kursi Ketua MPR.

Baca juga: Pertemuan Prabowo-Megawati di Mata PDI-P dan Gerindra Sumatera Barat

Sebab, tak tertutup kemungkinan Gerindra tengah melancarkan lobi politik untuk membangun paket calon pimpinan MPR supaya didukung PDI-P.

Sekalipun PDI-P bersedia diajak bekerja sama, Megawati tak perlu mendapat persetujuan dari partai-partai politik pendukung Jokowi.

"Dia bisa secara otonom membangun paket calon yang terpisah dengan parpol koalisi lain," kata Lucius.

"Dan bersama Gerindra yang juga punya modal jumlah kursi terbanyak ketiga di parlemen, PDI-P dan Gerindra tinggal mencari satu-dua parpol tambahan beserta kelompok anggota di DPD untuk memastikan kemenangan merebut takhta tertinggi di MPR," katanya.

Baca juga: Gerindra Undang Megawati Hadir di Rakornas

Kedekatan PDI-P dan Gerindra tampak belakangan ini. Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi tamu spesial dalam Kongres PDI-P Kamis (8/8/2019). Namanya disebut berulang kali oleh Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Kini, giliran Gerindra yang akan mengundang Megawati Soekarnoputri dalam hajatan mereka. Megawati diundang untuk hadir dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Partai Gerindra, September 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com