Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brigadir Anumerta Hedar Tewas di Tangan Penjahat Sasarannya...

Kompas.com - 14/08/2019, 05:45 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Brigadir (Pol) Anumerta Hedar gugur ketika sedang menyelidiki sejumlah perbuatan melawan hukum yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap masyarakat di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Papua.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menjelaskan, awalnya Hedar mendapatkan informasi mengenai dugaan intimidasi dan tindak pidana lainnya yang dilakukan KKB terhadap masyarakat di Kampung Usir.

"(Hedar) mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa KKB sering mengintimidasi masyarakat di distrik tersebut. Selain mengintimidasi, juga ada beberapa tindak pidana yang dilakukan, baik penganiayaan, pengancaman, pemerkosaan maupun tindak kejahatan lainnya," ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2019).

Sebagai anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Brigadir Hedar pun pergi melakukan penyelidikan ke Kampung Usir dengan mengendarai sepeda motor pada Senin (12/8/2019).

Hedar melakukan penyamaran dalam penyelidikan itu.

Baca juga: Sebelum Disandera dan Gugur di Papua, Briptu Heidar Sedang Menyamar

Ketika tiba di kampung tersebut, ia pun hendak bertemu dengan rekannya, Brigadir (Pol) Kepala Alfonso Wakum untuk menggali informasi.

Saat itulah Brigadir Hedar disergap oleh sekelompok orang yang diduga sebagai KKB.

Sekelompok orang tersebut menyeret Hedar ke sebuah tempat. Hedar sempat berupaya melarikan diri dengan meronta-ronta.

Salah seorang dari kelompok itu melepaskan tembakan ke arah tubuh Hedar.

"Hedar diseret sampai 800 meter. Dalam proses penyeratan itu, Hedar melakukan perlawanan. Dia mencoba untuk melarikan diri, lalu dilakukan penembakan (oleh KKB)," ujar Dedi.

Setelah itu, kelompok tersebut melarikan diri meninggalkan Hedar yang berlumuran darah. Hedar akhirnya tewas akibat peluru penjahat yang jadi sasaran awalnya.

Kini, Polri telah mengidentifikasi pelaku penembakan Hedar. Pelaku berinisial JM.

Ia diduga kuat merupakan anggota KKB yang terafiliasi dengan salah seorang pimpinan berinisial G.

Baca juga: Briptu Heidar Sempat Melarikan Diri dari Sanderaan KKB di Papua

Sejumlah saksi mata yang dimintai keterangan polisi menyebut, pelaku menembak Hedar dari jarak dengan menggunakan senjata api laras panjang.

Dedi menambahkan, pihaknya menduga aktivitas Hedar sudah dipantau KKB yang menguasai daerah tersebut.

"Jadi, begitu mau tukar informasi, sudah langsung disergap. Artinya begitu mereka berdua masuk ke distrik itu, sudah dipantau oleh kelompok tersebut, kelompok yang dipimpin oleh G itu," ujar Dedi.

Saat ini, kata Dedi, polisi masih mengejar terduga pelaku. Pengejaran terkendala kondisi geografis.

"Tim gabungan TNI-Polri masih malakukan pengejaran. Wilayahnya cukup luas dan kondisi geografisnya cukup ekstrem di sana," ungkap Dedi.

 

Kompas TV Polda Papua telah mengantongi Kelompok Kriminal Bersenjata yang menyandera dan menembak Brigadir Anumerta Hedar di Kabupaten Puncak. Dua peleton pasukan tengah mengejar pelaku. Tim gabungan dari Polri dan TNI sudah turun untuk mengejar kelompok yang diduga menyandera korban. Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal menyatakan polisi sebelumnya mendapat laporan dari warga yang melihat kelompok itu membawa jenazah Brigadir Anumerta Hedar. Penyelidikan di lokasi Kampung Usir, Kabupaten Puncak juga tengah dilakukan. Jenazah Brigadir Anumerta Hedar dibawa ke kampung halaman Desa Siawung, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Almarhum adalah sulung dari 3 bersaudara dan merupakan tulang punggung keluarga. Keluarga Hedar berharap Polri mengungkap penembak korban. #PenyanderaaanAnggotaPolri #KKB #Papua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com