Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Kemerdekaan, Jokowi dan Iriana Membatik di Stasiun MRT

Kompas.com - 01/08/2019, 11:33 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menghadiri acara batik kemerdekaan di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Kamis (1/9/2019).

Dalam acara itu, Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana ikut membatik.

Jokowi yang mengenakan kemeja putih andalannya tiba di stasiun MRT Bundaran HI pukul 08.40 WIB.

Awalnya Jokowi dan Iriana menyapa dan berfoto bersama para pembatik yang sudah terlebih dulu tiba di lokasi.

Baca juga: Pakai Batik Couple, Sule dan Naomi Zaskia Gandengan di Resepsi Siti Badriah

Setelah itu, Jokowi dan Iriana lalu ikut membatik di kain yang sudah disiapkan.

Menurut Jokowi, untuk membatik dengan hasil yang memuaskan dan bernilai tinggi, membutuhkan kesabaran dan ketenangan.

"Tapi kalau hanya lima menit suruh membatik bagus gimana. Membatik itu harus sabar, pikirannya dingin. Pelan-pelan. Dihayati, dinikmati. Bukan dilihat orang banyak kayak gitu," ujar Jokowi setelah membatik selama lima menit dengan motif garuda nusantara.

Baca juga: Hal Unik dari Indonesia Open 2019, Wasit Pakai Batik hingga Spot Instagrammable

Menurut Jokowi, bertajuk batik kemerdekaan ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam menyambut bulan kemerdekaan.

Batik yang dibuat secara bersama-sama ini sepanjang 74 meter, sesuai dengan usia kemerdekaan Indonesia ke-74. 

Presiden pun berharap, warisan batik Indonesia yang sudah tercatat di UNESCO tersebut dapat dikenal hingga kancah internasional. 

Baca juga: Promotor Siapkan Jas Batik Buatan Tangan Khusus untuk Westlife

"Kita harapkan juga generasi pembatik-pembatik, dari angkatan dewasa ke angkatan remaja, anak-anak, semua teregenerasi dengan baik. Saya harapkan batik semakin bisa dikembangkan sebagai sebuah brand Indonesia," kata dia.

Dalam acara tersebut, juga tampak dihadiri oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menko Perekonomian Darmin Nasution.

Kompas TV Inilah Rahmad Hidayat, perajin asal lumajang Jawa Timur. Ia memadukan motif batik tradisional dengan motif modern. Rahmad juga memodifikasi batik ini menjadi bisa menyala dalam gelap alias batik Glow in the dark. Motif yang dibuat seperti simbol agama, sosial, adat, karakter kartun hingga abstrak. Harga batik ini dibanderol 100 ribu hingga 300 ribu rupiah. Batik glow in the dark ini juga diminati konsumen dari Eropa. Apa kamu juga berminat dengan batik modern glow in the dark ini? #batikglowinthedark #lumajang #batik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com