AMBON, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Selatan, Maluku Utara, Maluku Utara memastikan gempa berskala 7,2 magnitudo di wilayah itu tak berpotensi tsunami. Warga diminta untuk tak panik.
Hingga malam ini ribuan warga memilih mengungsi di sejumlah titik pengungsian karena khawatir akan terjadi tsunami. Kekhawatiran itu lantaran gempa susulan masih terus terjadi di wilayah tersebut.
Baca juga: Fokus Pengungsi, BPBD Belum Verifikasi Jumlah Rumah Rusak akibat Gempa Maluku Utara
“Warga sangat panik dan ketakutan dengan tsunami jadi kita harus menenangkan mereka, bahwa gempa 7.2 (magnitudo) itu tidak berpotensi tsunami,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Halmahera Selatan, Sudarto kepada Kompas.com saat dihubungi via telepon selulernya, Minggu malam.
Dia mengimbau agar warga tidak panik saat bencana seperti gempa bumi terjadi. Kepanikan, kata Sudarto, kerap menyebabkan jatuh korban.
“Kita mengimbau agar tetap tenang karena kita khawatirkan masyarakat itu panik sebab kepanikan bisa menyebabkan saling tabrakan kemudian jadi korban,” ungkap Sudarto.
Di sisi lain, Sudarto mengingatkan warga dan para pengungsi yang saat ini berada di sejumlah titik lokasi pengungsian agar menuju ruang terbuka jika gempa masih terjadi.
“Kita mengimbau agar menghindar dan keluar dari bangun-bangunan yang ada, jangan sampai ada bangunan yang roboh menimpa masyarakat,”katanya.
Baca juga: Warga Labuha di Maluku Masih Mengungsi Pasca-gempa Magnitudo 7,2
Gempa di Labuha tersebut mengakibatkan sejumlah rumah warga di beberapa desa mengalami kerusakan dan roboh. Meski begitu jumlah rumah warga yang rusak hingga kini belum dapat diverifikasi.
Gempa berkekuatan 7.2 magnitudo sebelumnya mengguncang wilayah Labuha pada pukul 18.10 WIT.
Episentrum gempa tersebut berada pada titik koordinat 0.59 Lintang Selatan dan 128.06 Bujur Barat atau berjarak 62 kilometer Timur Laut Labuha, Maluku Utara Adapun gempa tersebut berada pada kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut.