Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Menkes Jalani Terapi DSA di RSPAD Gatot Soebroto

Kompas.com - 27/06/2019, 16:07 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Kabar mengenai Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menjalani terapi kesehatan pada Rabu (26/6/2019) lalu beredar di masyarakat.

Informasi tersebut disebarkan melalui aplikasi grup percakapan WhatsApp sejak Rabu sore.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Widyawati menegaskan isu ini tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar:

Kabar Menkes Nila F Moeloek menjalani terapi DSA (digital substraction angiography) meluas di masyarakat melalui aplikasi WhatsApp.

Disebutkan, Nila mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto di Senen, Jakarta Pusat.

Kabar yang meyebutkan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menjalani terapi di RSPAD Gatot Soebroto.WhatsApp Kabar yang meyebutkan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menjalani terapi di RSPAD Gatot Soebroto.
Dalam pesan itu menyebut, Nila ditangani oleh Mayjen TNI dr Terawan Agus Putranto.

Berikut bunyi pesannya:

Breaking news..malam ini menteri kesehatan Nila Muluk diterapi DSA di Rspad gatot Soebroto oleh Mayjen DR Terawan kepala Rspad..secara defacto mengakui terapi DSA dirspad yang dulu ditentang nya.

Penelusuran Kompas.com:

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Kementerian Kesehatan Widyawati membantah kabar ini. Menurut dia, Nila tidak sedang menjalani terapi.

"Ibu Menkes dalam kondisi prima dan tidak menjalani terapi apa pun," kata Widyawati saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/6/2019).

Kenyataannya, pada Rabu (26/6/2019) lalu, Nila berada di Tokyo, Jepang, mengunjungi Panti Izumien Eldery Care dan Sakuraen Elderly Care.

Dalam acara tersebut, Nila menemui 19 perawat lulusan Indonesia yang bekerja di Jepang sebagai caregiver.

Widyawati mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap segala jenis informasi yang diterima.

"Masyarakat diminta untuk tidak percaya kabar tesebut, juga tidak menyebarkan hoaks tersebut," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com