Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPN: Aneh, Ada Ratusan Ribu Kecurangan, TKN Hanya Komentari Satu Desa

Kompas.com - 17/05/2019, 09:03 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Direktur IT Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (BPN) Vasco Ruseimy mempertanyakan kritik yang dilontarkan oleh Tim Kampanye Nasional pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin terkait data daftar pemilih tetap (DPT) di TPS 13, Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat.

BPN menilai TPS ini diisi oleh pemilih siluman karena beberapa pemilih dalam DPT di sana memiliki tanggal lahir yang sama.

Namun setelah ditelususi pihak TKN, hasil penghitungan suara di TPS tersebut melalui situs Situng Komisi Pemilihan Umum (KPU), pasangan Prabowo-Subianto memperoleh suara terbanyak.

"Ini aneh juga, padahal ada puluhan ribu bahkan ratusan ribu kecurangan yang terjadi secara masif. Ini kenapa mereka komentari hanya satu desa," ujar Vasco saat dihubungi, Kamis (16/5/2019).

Baca juga: 4 Temuan TKN Atas Kejanggalan Data Kecurangan Pemilu Versi BPN

Menurut Vasco, pihaknya memilliki data mengenai kejanggalan DPT yang menguntungkan pasangan calon nomor urut 01.

Berdasarkan data BPN, pasangan Jokowi-Ma'ruf memperoleh suara terbanyak di banyak TPS. Namun, di TPS tersebut terdapat kejanggalan DPT yang belum diperbaiki oleh KPU.

"Justru lebih banyak 01 menang di DPT yang janggal itu. Itu banyak banget yang kejadian seperti itu. Malah ada yang suaranya Pak Jokowi di atas jumlah suara sah," kata Vasco.

Baca juga: TKN: Kata BPN Ada TPS Siluman di Desa Nanggerang, Ternyata yang Menang 02

Vasco mengatakan pihaknya siap membuka data mengenai kejanggalan data DPT jika ada pihak-pihak yang mempertanyakan, termasuk dari Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf.

"Ini ada ratusan ribu data DPT yang janggal. Lebih baik adu saja, adu data dari masing-masing tim IT," kata Vasco.

Sebelumnya, juru bicara TKN Arya Sinulingga meragukan data kecurangan BPN di TPS 13, Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat.

Meski, pemilih dalam DPT di sana memiliki tanggal lahir yang sama, namun hasil situng KPU menunjukkan pasangan calon nomor urut 02 memperoleh suara terbanyak

"Lucunya, ternyata di TPS tersebut yang menang adalah 02. Jadi yang siluman siapa? Kalau ini mengada-ada, kok menguntungkan 02?" ujar Arya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com