JAKARTA, KOMPAS.com - Teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang tertangkap di Bekasi, Jawa Barat, membawa sebuah bom rakitan jenis TATP (triaseton triperoksida) yang berdaya ledak serupa peristiwa bom gereja di Surabaya pada 13-14 Mei 2018.
Rencananya, bom tersebut akan diledakkan pada saat pengumuman hasil rekapitulasi suara pemilu 22 Mei 2019 dan satu pos polisi di Jati Asih, Bekasi.
Hal itu disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo.
"TATP ini merupakan salah satu komponen jenis bom yang berdaya ledak tinggi. TATP merupakan jenis bom yang sama digunakan pada saat serangan bom di Surabaya di tiga gereja maupun di Mapolrestabes Surabaya," kata Dedi di Gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2019).
Dedi menuturkan, bom jenis TATP itu ditemukan saat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga teroris berinisal SL (34) dan AN (20) di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (4/5/2019).
Dari hasil pemeriksaan, lanjutnya, AN memiliki peran dalam membantu merakit bom TATP bersama SL, pimpinan JAD Lampung.
"Ia (AN) memiliki peran juga selain menyembunyikan DPO SL, dia juga mengetahui dan ikut membantu membuat bon TATP. Mereka satu tim," ungkapnya.
Bom tersebut, kata dia, rencananya akan diledakkan pada saat pengumuman hasil rekapitulasi suara pemilu di Jakarta pada 22 Mei 2019 serta di satu pos polisi di Jati Asih, Bekasi.
Namun, ia tidak menjelaskan di mana lokasi peledakan ketika rekapitulasi suara pemilu dan kapan peledakan di pos polisi.
Ia menyebutkan, bom tersebut sudah siap meledak. Namun, Densus 88 berhasil melumpuhkan bom tersebut dan menyita sejumlah barang bukti bahan untuk merakit bom.
"Bom ini sudah siap meledak. Satu tersangka yang sudah membawa bom ini telah dilumpuhkan," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.