KOMPAS.com – Sepekan pasca-pelaksanaan Pemilu 2019, media sosial dipenuhi banyak informasi bohong dan keliru terkait proses pemungutan suara dan penghitungan setelahnya.
Sebelumnya, hoaks banyak juga terjadi dan menyerang berbagai pihak selama masa kampanye berlangsung. Saat ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pelaksana pemilu yang banyak menjadi sasaran hoaks.
Setidaknya, terdapat dua hoaks dan tiga isu klarifikas dalam sepekan ini yang hampir semuanya berasal dari proses pemungutan dan penghitungan suara pemilu pada 17 April kemarin.
Hoaks pertama adalah Jokowi yang diteriaki “tukang bohong” oleh pengunjung Grand Indonesia saat berkunjung, Minggu, 21 April lalu. Padahal, teriakan itu hanyalah audio yang disisipkan pada video asli yang dimiliki oleh Kompas TV.
Selanjutnya, hoaks juga terjadi di tengah masyarakat kota Surakarta. Terdapat pengumuman berbentuk kertas yang ditempel, yang menyebut akan dilakukan pemungutan suara ulang (PSU) di salah satu TPS di kota itu. Namun, KPU setempat membantahnya.
Adapun informasi klarifikasi, dua di antaranya terkait formulir C1 yang diisukan akan dimanfaatkan untuk melakukan kecurangan pemilu.
Satu di antaranya tentang video viral siswa SD di Surabaya yang tending gurunya hingga alami patah di tulang tangan.
Informasi-informasi tersebut telah mendapat klarifikasi dari pihak-pihak yang kredibel dan berkaitan langsung.
Semua informasi telah kami rangum dalam bentuk video berikut:
Untuk mengetahui informasi lain, Anda bisa mengunjungi laman Hoaks atau Fakta Kompas.com.
Di laman tersebut, Anda juga bisa melaporkan temuan hoaks di sekitar Anda dengan menyertakan bukti signifikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.