JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla diagendakan melawat ke China pada 24-27 April. Dalam lawatannya itu, Wapres akan membahas pengaruh proyek One Belt One Road (OBOR) terhadap Indonesia.
Ia mengatakan dalam pertemuan bilateral tersebut ia akan memperjuangkan kepentingan nasional yang terimbas oleh proyek yang digagas China tersebut.
"Ya tentu kerja sama dalam rangka One Belt One Road itu sejauh mana kepentingan Indonesia dapat terpenuhi. Dan juga tidak semua berarti kita ikuti. Tapi kita mendahulukan kepentingan kita, kepentingan Indonesia," ujar Kalla di Kantor Pusat PT Kawasan Berikat Nusantara, Jakarta, Selasa (23/4/2019).
Kalla mengatakan, pembahasan antara Indonesia dan China terkait OBOR akan banyak menyentuh aspek pembangunan.
Menurut Kalla, pembahasan OBOR dengan China tak akan banyak menyentuh aspek politik luar negeri.
"Kalau Indo Pacific lain lagi. Ada politisnya. Kalau ini (OBOR) masalah pembangunan," lanjut Kalla.
Baca juga: Proyek “One Belt One Road” China, Apa Untungnya bagi ASEAN?
OBOR merupakan semboyan proyek negara China guna merajut jalur sutera modern antar negara.
Dengan proyek tersebut, China menyusun rute-rute perdagangan baru, menghubungkan kawasan-kawasan yang terdekat.
One Belt One Road mencakup lebih dari 60 negara. Tidak hanya itu, proyek raksasa ini bakal berimbas pada 60 persen populasi dunia, 40 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global, dan 75 persen sumber daya energi dunia.