Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Metro TV Ralat Tayangan Quick Count yang Menangkan Prabowo-Sandi

Kompas.com - 18/04/2019, 09:44 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com — Polemik mengenai hasil hitung cepat atau quick count Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 muncul di masyarakat. Apalagi, ada juga yang memasang video saat sebuah tayangan televisi memperlihatkan hasil berbeda.

Sebuah video yang beredar di media sosial menjadi viral karena memperlihatkan tayangan di Metro TV pada Rabu (17/4/2019) yang memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hasil quick count yang ditayangkan dalam siaran langsung itu terlihat berasal dari sejumlah lembaga survei.

Metro TV kemudian mengklarifikasi mengenai penayangan quick count yang memenangkan Prabowo.

Narasi yang beredar:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, seorang warganet mengunggah video yang menampilkan tayangan live event pemilu serentak 2019 di Metro TV pada pukul 15.11 WIB, Rabu (17/4/2019).

Dalam tayangan itu muncul dua grafis penghitungan suara dari enam lembaga survei yang bekerja sama dengan Metro TV, yakni LSI Denny JA, Indo Barometer, Charta Politika, Poltracking, SMRC, dan Voxpol.

Keenam grafis memperlihatkan keunggulan Prabowo-Sandiaga atas Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam penghitungan cepat.

"Prabowo menang, bro, aslinya Prabowo menang," ujar warganet dalam video.

"Habis ini kita lihat betapa kagetnya para pembicara ini. Itu memberi kode suruh ubah, kita lihat ya," ujar dia.

Selain itu, pada grafis pertama, si perekam video ini sempat ada perhatian khusus terhadap nama lembaga yang terpampang dengan logo enam lembaga yang terlihat tidak selaras.

"Aneh, kita lihat, nah, nah, enggak kebaca katanya," ujar warganet.

Penelusuran Kompas.com:

Menanggapi hal itu, pihak Metro TV langsung memberikan klarifikasi atas kesalahan teknis (technical error) pada penayangan hasil sementara quick count yang disiarkan itu.

"Kami klarifikasi sekitar pukul 15.12 WIB terjadi technical error atau kesalahan teknis pada penayangan hasil sementara hitung cepat sehingga ada perbedaan data grafis dengan election ticker yang muncul di layar," ujar presenter Metro TV, Kevin Egan, pada Rabu (17/4/2019), pukul 21.56 WIB.

Kemudian, Metro TV juga mengklarifikasi mengenai rekapitulasi grafis hasil penghitungan suara sementara dari enam lembaga tersebut. Berikut hasil hitung cepat sementara:

Indo Barometer:
(01) 54,35 persen
(02) 45,65 persen

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com