Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Saya Ditakut-takuti Waktu Mau Ambil Freeport

Kompas.com - 10/04/2019, 14:51 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Calon presiden petahana Joko Widodo menyebut Barack Obama maupun Donald Trump sebagai Presiden AS yang pernah ditemuinya tidak pernah sekalipun menyinggung soal Freeport.

“Saya ketemu Obama saat proses pengambilalihan, enggak ngomong sama saya juga. Ketemu Presiden sekarang Trump, enggak nyinggung-nyinggung juga. (Freeport) itu urusan bisnis, enggak ada yang masalahkan itu,” kata Jokowi saat kampanye terbuka di GOR Mastrip, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (10/4/2019), seperti dikutip Antara.

Baca juga: Cara Jokowi Meramal Dukungan Lewat Salaman

Jokowi mengaku, saat akan mengambil alih kepemilikan saham Freeport menjadi mayoritas banyak yang berpesan kepadanya agar berhati-hati.

Bahkan, kata dia, ada yang mengancam Papua bisa pecah jika Freeport diambil alih.

“Saya tugasi tiga menteri, mereka bertanya ke saya diteruskan apa enggak ini? Saya jawab teruskan,” kata Jokowi.

Faktanya perjuangan itu pun membuahkan hasil ketika akhir 2018, Freeport berhasil diambil alih 51 persen sahamnya atas nama Indonesia.

Baca juga: Jokowi: Akan Ada Kejutan Besar Hasil Pilpres di Jatim

Jokowi melihat perlu keberanian besar untuk mengambil langkah tersebut.

“Saya ditakut-takuti waktu mau ambil Freeport. 'Pak Presiden hati-hati kalau mau ambil Freeport'. Hati-hati seperti apa? 'Hati-hati kalau bapak berani ambil Freeport, Papua akan goncang'. Saya ke Papua, kok biasa-biasa saja. Enggak masalah,” katanya.

Oleh karena itu, ia justru menyesalkan ketika ada pihak-pihak yang menuduhnya sebagai antek asing.

Baca juga: Prabowo Ingin Ada Uang Pensiun untuk Koruptor, TKN Nilai Kontraproduktif

Sementara banyak hal yang telah dilakukan Jokowi dianggapnya sama sekali bertentangan dengan tuduhan sebagai antek asing.

“Saya pikir ini antek asing yang mana. Saya diam. Coba libat 2015 yang namanya Blok Mahakam, blok minyak terbesar sudah 50 tahun dikuasai Jepang-Prancis. Sejak 2015 sudah diserahkan 100 persen ke Pertamina. Itu dituding antek asing,” katanya.

Pada 2018, kata dia, Blok Rokan sebagai blok migas terbesar di Indonesia yang dikelola oleh AS selama 90 tahun sejak pertengahan 2018 sudah dimenangkan Pertamina 100 persen.

Jokowi kemudian berpesan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh pada isu dan kabar bohong yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com