JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indira Samego menilai bahwa pernyataan yang dilontarkan sejumlah elite politik belakangan ini justru berpotensi membuat pemilu damai sulit diwujudkan.
Menurut Indira, pernyataan seperti "people power" dan "perang total" memengaruhi rasa aman di tengah masyarakat jelang Pemilu 2019.
"Saya melihat ini justru memengaruhi rasa aman masyarakat," ujar Indira dalam diskusi Indonesian Public Institute (IPI) di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019).
Baca juga: Amien Rais Ingin People Power, Maruf Amin Sebut Jangan Tiru Negara Lain
Indira memandang penyelenggaraan pemilu kelima sejak era reformasi ini belum menonjolkan dimensi pendidikan politik ke masyarakat pemilih.
Akan tetapi, yang terjadi justru semangat para elite dalam menjatuhkan lawan politik melalui narasi-narasi yang tersebar di berbagai media.
Akibatnya, pemilu yang seharusnya menjadi bentuk kontestasi damai, digambarkan seolah-olah sebagai medan perang.
"Rasa khawatir muncul terhadap pemilu yang mestinya bentuk kontestasi pemilu damai ini seolah-olah menjadi perang," kata Indira.
Baca juga: Tim Jokowi-Maruf Pakai Strategi Perang Total, Ini Maksudnya
Seperti diketahui, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais pernah menyatakan akan menggerakkan unjuk rasa besar-besaran atau people power bila menemukan kecurangan dalam Pemilu 2019.
Kemudian, istilah perang total pernah diungkapkan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan Jokowi-Ma'ruf (TKN) Moeldoko jelang dua bulan Pemilihan Presiden 2019 di Markas TKN Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).
Moeldoko mengatakan, TKN akan habis-habisan memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Mantan Panglima TNI ini mengistilahkannya dengan perang total.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.