Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rabu Besok, 2 Jenazah WNI Korban Mutilasi di Malaysia Dipulangkan

Kompas.com - 12/03/2019, 16:53 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan, rencananya dua jenazah warga negara Indonesia (WNI) yang diduga korban mutilasi di Malaysia, dipulangkan ke Indonesia, Rabu (13/3/2019).

Dua jenazah tersebut, adalah Nuryanto dan Ai Munawaroh. 

"Dari hasil komunikasi KBRI dan kepolisian kerajaan Malaysia, sudah ada titik terang bahwa besok sekitar pukul 07.30 sampai 08.30 waktu Malaysia, dua jasad atas nama Nuryanto dan Ai Munawaroh akan diterbangkan dari Malaysia ke Indonesia," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/3/2019).

Dedi menyebut dua jasad tersebut akan dipulangkan dengan pesawat bernomor MH 713. Rencananya, jasad Nuryanto akan dikirim ke rumah duka di Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah, Bandung, Jawa Barat.

Baca juga: 2 Terduga Pelaku Mutilasi WNI di Malaysia Jadi Tersangka Kasus Keimigrasian

Adapun untuk Ai Munawaroh akan dibawa ke desa Sindangjaya, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

"Dari kepolisian Malaysia menyatakan kedua jasad siap untuk dibawa pulang oleh KBRI," ungkap Dedi.

Adapun untuk kasusnya, lanjut Dedi, saat ini masih berjalan dan kepolisian Malaysia juga sedang mengejar auktor intelektual atas pembunuhan terhadap dua WNI tersebut.

Diberitakan sebelumnya, pengusaha tekstil asal Bandung, Nuryanto, dan temannya Ai Munawaroh menjadi korban mutilasi di Malaysia.

Baca juga: Polisi Malaysia Kejar Satu Orang yang Diduga Auktor Intelektualis Kasus Mutilasi WNI

Hermawan, salah satu anggota tim pengacara Nuryanto, mengatakan, pihaknya menerima informasi tersebut dari Kepolisian Malaysia. Jenazah korban ditemukan di sebuah sungai di Malaysia.

"Berdasarkan informasi dan keterangan Kepolisian Malaysia, jenazah itu diduga klien kami. Sebab petunjuk Kepolisian Malaysia mengarah kepada Nuryanto, sebab ditemukan bukti petunjuk seperti baju, telepon genggam ditemukan di sekitar lokasi," tutur dia, ketika dihubungi melalui telepon seluler, Sabtu (9/2/2019).

Hermawan menuturkan, Nuryanto pergi ke Malaysia untuk urusan bisnis. Selama di Malaysia, lanjut Hermawan, Nuryanto sempat tiga kali pindah hotel. Pada 22 Januari, pihaknya putus komunikasi dengan Nuryanto.

Kompas TV Ketua tim INAFIS menyatakan adanya kecocokan sidik jari dari jenazah WNI yang menjadi korban mutilasi di Malaysia. Ketua Tim INAFIS, Kombes Yayat Ruhiyat menyatakan berdasarkan pemeriksaan sidik jari Nuryanto yang merupakan pengusaha tekstil asal Kabupaten Bandung merupakan korban pembunuhan. Sementara untuk identifikasi rekan Nuryanto hingga kini masih dilakukan penyelidikan. Identifikasi terhadap Ai Munawaroh yang diduga menjadi korban mutilasi akan dilakukan dengan tes DNA. Dua Warga Negara Indonesia diduga menjadi korban pembunuhan dengan cara mutilasi. Nuryanto yang merupakan warga Kabupaten Bandung bersama Ai Munawaroh rekannya. Jenazah korban ditemukan polisi di sebuah sungai di Malaysia. Pelaku pembunuhan diduga merupakan Warga Negara Pakistan. Menurut keluarga, Nuryanto berangkat ke Malaysia untuk keperluan bisnis pada 17 Januari lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com