Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desak-desakan Naik KRL, Jokowi Sebut Jumlah Kereta dan Gerbong Harus Ditambah

Kompas.com - 08/03/2019, 12:52 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

LAMPUNG SELATAN, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo merasakan sendiri berdesak-desakan di dalam gerbong KRL Commuter Line. Pengalaman itu didapat Jokowi saat ia menjajal naik KRL dari stasiun Tanjung Barat menuju stasiun Bogor pada Rabu (6/3/2019) kemarin.

Jokowi mengaku sengaja naik KRL saat jam pulang kerja sekitar pukul 17.45 WIB.

"Ya tujuannya untuk melihat kondisi yang sebenarnya. Dan kita betul-betul merasakan betul kondisi sebenarnya. Mau bergerak saja tidak bisa, terutama yang dari Jakarta ke Depok itu mau bergerak saja tidak bisa," kata Jokowi kepada wartawan di sela-sela kunjungan kerja di Lampung Selatan, Jumat (8/3/2019).

Baca juga: Pulang ke Istana Bogor, Jokowi Naik KRL Commuterline

Jokowi mengaku saat berdesak-desakan di dalam KRL itu, ia mendapat masukan dari penumpang lain untuk menambah jumlah kereta atau gerbong. Ia mengaku setuju dengan usul itu untuk mengatasi penuhnya kereta saat jam pergi dan pulang kerja.

"Memang harus tambah gerbong atau tambah kereta," kata dia.

Baca juga: Cerita Yahdi, Penumpang KRL yang Terkejut Bertemu Jokowi

Kendati demikian, Jokowi menyebut akan ada masalah lain jika jumlah kereta ditambah. Yakni persimpangan yang dilalui oleh KRL akan semakin sering tertutup oleh palang sehingga menimbulkan kemacetan.

"Oleh sebab itu pekerjaan besar di Jakarta saya adalah elevated. Rel Kereta yang elevated. Itu saja. memang biaya besar tapi tidak ada jalan lain selain itu," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Kompas TV Seusaiberkegiatan seharian,Presiden #Jokowi naik KRL Commuter Line untuk pulang ke #IstanaBogor, Rabu (6/3). Presiden didampingi oleh Komandan Paspampres, Maruli Simanjuntak. Dalam gerbong yang penuh sesak dengan masyarakat yang pulang kerja ini, presiden sempat menanggapi sejumlah masukan pengguna #KRL.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com