Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Sebut Kubu Prabowo-Sandiaga Terus Bangun Kebohongan

Kompas.com - 27/02/2019, 22:14 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, menilai bahwa tim sukses pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terus mengembuskan kebohongan.  

Hal itu dikatakan Erick berdasarkan adanya perbedaan pernyataan resmi dari anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) mengenai tiga perempuan yang diduga melakukan kampanye hitam terhadap Jokowi-Ma'ruf di Karawang, Jawa Barat.

"Contoh soal tiga ibu-ibu yang di Karawang itu. Kemarin ada yang tidak sinkron, ada anggota BPN bilang 'Itu bukan tim kita'. Ada yang bilang 'Ini tim kita yang harus dibela'. Kan jelas, Allah membuka, mengasih lihat ketika suatu kebohongan terus dibangun," ujar Erick ketika ditemui di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Rabu (27/2/2019).

Baca juga: BPN Akan Beri Bantuan Hukum bagi Tersangka Kasus Video Jika Jokowi Terpilih, Tak Ada Lagi Azan

Menurut dia, suatu fitnah terus dibangun kubu Prabowo-Sandiaga. Apalagi, masih banyak dugaan kebohongan yang belum terungkap, seperti kasus hoaks yang menyeret mantan juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet, dan surat suara tercoblos tujuh kontainer.

"Kami enggak mau terjebak oleh kampanye hitam. Dan kami tentu siap dipanggil KPU dan Bawaslu, bukan malah menakuti dan menyerang mereka," tutur Erick.

"Dan bersyukur sekarang ada alumni-alumni, influencer muda yang menunjukkan bahwa kita bergerak menuju pemerintahan yang benar dan baik," katanya.

Ketiga perempuan yang diduga melakukan kampanye hitam terhadap Jokowi-Ma'aruf Amin telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian.

Perempuan asal Karawang berinisial ES, IP, dan CW itu juga sudah ditahan.

Sebelumnya, diberitakan, warga Karawang dan netizen dihebohkan video sosialisasi yang diduga mengarah pada kampanye hitam terhadap pasangan capres dan cawapres nomor urut 01.

Video tersebut diunggah pemilik akun Twitter @citrawida5.

Baca juga: Begini Kata Lelaki dalam Video Jokowi Terpilih, Tidak Ada Lagi Azan

Dalam video tersebut tampak dua perempuan tengah berbicara kepada salah seorang penghuni rumah dalam bahasa Sunda. Salah seorang perempuan berkata kepada seseorang bahwa apabila Jokowi terpilih, tak ada lagi suara azan

"Moal aya deui sora azan, moal aya deui Nu make tiyung. Awewe jeung Awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin (tidak ada lagi suara azan, tidak ada lagi yang pakai kerudung, perempuan dan perempuan boleh menikah, laki-laki dan laki-laki boleh menikah," kata perempuan dalam video tersebut.

Kompas TV Terkait perkembangan kasus dugaan kampanye hitam yang terjadi di Karawang, Jawa Barat, Satreskrim Polres Karawang telah memeriksa tiga tersangka kasus ujaran kebencian terhadap pasangan capres Joko Widodo dan Ma’ruf Amin. Selain itu, polisi juga telah memeriksa 10 orang saksi, termasuk pihak yang telah menonton video hingga pihak yang menyebarkan video ke media sosial. Sebelumnya viral, video yang memperlihatkan tiga perempuan yang menyebut jika Joko Widodo kembali terpilih menjadi presiden, tidak akan ada suara azan dan tidak ada orang yang memakai kerudung serta diperbolehkannya pernikahan sesama jenis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com