JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, saat ini pembahasan tentang Keluarga Berencana (KB) bukan hanya soal pembatasan kelahiran, tetapi juga kesejahteraan keluarga.
Dulunya, kata Kalla, program KB dijalankan untuk mengurangi kelahiran lantaran ada kekhawatiran ledakan penduduk yang tidak terkontrol. Namun, dewasa ini KB juga membahas bagaimana agar keluarga menjadi sejahtera.
"Karena masalahnya bukan hanya mengurangi kelahiran tapi bagaimana keluarga itu sejahtera," kata Kalla dalam sambutannya di Simposium Nasional Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (25/2/2019).
Baca juga: Gubernur Sumut: Kalau Dulu KB Berjalan Baik, Kenapa Sekarang Tidak?
Hal itu antara lain, bagaimana meningkatkan kualitas kehidupan dan mutu pengasuhan serta pendidikan anak.
Tren saat ini, kata Kalla, keluarga kelas menengah hanya memiliki dua anak. Sayang, orangtua jarang bertemu dengan anak-anaknya karena keduanya bekerja.
Menurut Kalla, hal ini menjadi masalah baru dalam pengasuhan anak. Anak lebih dekat dengan pengasuh daripada dengan orang tuanya sendiri.
Baca juga: Indonesia Kekurangan Kampung KB
Ia pun meminta program KB juga menyasar permasalahan tersebut yang banyak terjadi di kota-kota besar.
"Sehingga bagaimana mengasuh anak, lama-lama anaknya lebih kenal susternya daripada ibunya. Apalagi bapaknya. Cucu saya, kalau mau saya angkat (gendong), dia lari. Cari susternya, saya tersinggung juga," seloroh Kalla yang disambut tawa para peserta simposium.