Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cibiran Fadli Zon untuk Jokowi dan Balasan Maruarar untuk Prabowo

Kompas.com - 22/02/2019, 07:22 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Prabowo, lanjut Maruarar, belum pernah memiliki rekam jejak yang bisa meyakinkan rakyat. Bahkan, Prabowo disebut belum pernah menjadi pemimpin di level kota seperti ketika Jokowi menjadi Wali Kota Solo.

"Untuk jadi gubernur juga belum pernah, apalagi jadi presiden. Itu fakta," kata Maruarar.

Mendengar kritik itu, Fadli menjawab dengan memaparkan sejumlah prestasi yang pernah diraih Prabowo sewaktu masih aktif di TNI.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Maruarar Sirait di kompleks parlemen, Kamis (29/11/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Maruarar Sirait di kompleks parlemen, Kamis (29/11/2018).
Bagaimana Prabowo menapaki karier militer dan berhasil menjabat Komandan Jenderal Kopassus hingga Panglima Kostrad serta berhasil mendapat pangkat letnan jenderal.

Artinya, rekam jejak prestasi Prabowo harus dilihat sejak aktif sebagai tentara dan tak bisa dibandingkan dengan prestasi Jokowi sebagai sipil.

Baca juga: Jokowi: Kalau Ada yang Ragu Pembangunan 191.000 Km Jalan Desa, Silakan Ukur Sendiri

Fadli juga menyebut keberhasilan Prabowo membangun Partai Gerindra. Meski partai baru, Gerindra berhasil masuk peringkat tiga besar pada Pemilu 2014.

"Tetapi kalau sebagai satu champion, ya Pak Prabowo menurut saya mendirikan partai politik itu adalah komitmen terhadap demokrasi dan Gerindra sebagai partai yang relatif baru sekarang ya nomor 3 dari hasil Pemilu 2014. Di dalam banyak survei sekarang masuk di dalam dua besar," ucap Fadli.

Fadli menampik anggapan Prabowo tidak pernah menang dalam kontestasi pilpres. Sebab, pada Pilpres 2009, Prabowo maju sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri.

Fadli mengakui kekalahan Prabowo pada Pilres 2014. Namun, kata Fadli, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla saat itu unggul tipis dari Prabowo-Hatta.

Selain itu, kubu Prabowo-Hatta juga mengajukan sengketa hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK) karena ada indikasi kecurangan.

"Sebagai capres Pak Prabowo baru kalah sekali ibaratnya. Itu pun dengan sebuah catatan, waktu itu kami ajukan sampai ke Mahkamah Konstitusi dan relatif angkanya juga tidak terlalu jauh," ujar politisi yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR itu.

Ketika Fadli dan Maruarar berdebat, komisioner Bawaslu, Rahmat Bagja, yang berada di tengah mereka tampak ikut menyimak.

Ia duduk sambil melipat tangan di depan dada. Sesekali ia tersenyum sambil melemparkan pandangan ke dua politisi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com