Prabowo, lanjut Maruarar, belum pernah memiliki rekam jejak yang bisa meyakinkan rakyat. Bahkan, Prabowo disebut belum pernah menjadi pemimpin di level kota seperti ketika Jokowi menjadi Wali Kota Solo.
"Untuk jadi gubernur juga belum pernah, apalagi jadi presiden. Itu fakta," kata Maruarar.
Mendengar kritik itu, Fadli menjawab dengan memaparkan sejumlah prestasi yang pernah diraih Prabowo sewaktu masih aktif di TNI.
Artinya, rekam jejak prestasi Prabowo harus dilihat sejak aktif sebagai tentara dan tak bisa dibandingkan dengan prestasi Jokowi sebagai sipil.
Baca juga: Jokowi: Kalau Ada yang Ragu Pembangunan 191.000 Km Jalan Desa, Silakan Ukur Sendiri
Fadli juga menyebut keberhasilan Prabowo membangun Partai Gerindra. Meski partai baru, Gerindra berhasil masuk peringkat tiga besar pada Pemilu 2014.
"Tetapi kalau sebagai satu champion, ya Pak Prabowo menurut saya mendirikan partai politik itu adalah komitmen terhadap demokrasi dan Gerindra sebagai partai yang relatif baru sekarang ya nomor 3 dari hasil Pemilu 2014. Di dalam banyak survei sekarang masuk di dalam dua besar," ucap Fadli.
Fadli menampik anggapan Prabowo tidak pernah menang dalam kontestasi pilpres. Sebab, pada Pilpres 2009, Prabowo maju sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri.
Fadli mengakui kekalahan Prabowo pada Pilres 2014. Namun, kata Fadli, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla saat itu unggul tipis dari Prabowo-Hatta.
Selain itu, kubu Prabowo-Hatta juga mengajukan sengketa hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK) karena ada indikasi kecurangan.
"Sebagai capres Pak Prabowo baru kalah sekali ibaratnya. Itu pun dengan sebuah catatan, waktu itu kami ajukan sampai ke Mahkamah Konstitusi dan relatif angkanya juga tidak terlalu jauh," ujar politisi yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR itu.
Ketika Fadli dan Maruarar berdebat, komisioner Bawaslu, Rahmat Bagja, yang berada di tengah mereka tampak ikut menyimak.
Ia duduk sambil melipat tangan di depan dada. Sesekali ia tersenyum sambil melemparkan pandangan ke dua politisi itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.