Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agum Gumelar: Memang Ada Magnet di Badannya Jokowi

Kompas.com - 05/02/2019, 19:03 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar mengungkap alasannya mendukung Joko Widodo kembali menjadi presiden.

Menurut dia, ada 'magnet' dalam diri Jokowi yang membuat dirinya dan banyak masyarakat Indonesia mendukung capres nomor urut 01 itu.

Hal ini diungkap Agum di hadapan Relawan Bravo Cijantung. Bravo Cijantung adalah kelompok yang mengklaim sebagai anak-anak purnawiran TNI. 

Awalnya, Agum menceritakan awal perkenalannya dengan Jokowi di tahun 2011. Agum yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI menggelar kongres di Solo. Selama menyiapkan kongres, Jokowi yang kala itu menjabat sebagai wali kota banyak membantu.

"Saya bilang, eh pak wali kota itu kerjaan di kantor, dijawab (Jokowi) masih ada wakil saya," kaya Agum dalam acara deklarasi Relawan Bravo Cijantung di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (5/2/2019).

Baca juga: Khofifah Targetkan 80 persen Suara Jokowi-Maruf di Eks Keresidenan Madiun

Agum melihat sosok Jokowi seperti bukan wali kota. Menurut Agum, Jokowi pribadi yang sangat sederhana.

"Enggak pernah ada pengawal. Nanti kalau sudah siang Pak Jokowi ajak makan pinggir jalan," ujar Agum.

Agum menuturkan, saat mengikuti pilkada Solo yang kedua kalinya, Jokowi tak berkampanye. Tapi, yang bersangkutan menang telak dengan perolehan suara lebih dari 90 persen.

Hal ini membuktikan Jokowi mendapat kepercayaan penuh dari warga Solo.

Di pilkada DKI Jakarta, Jokowi yang notabene bukan warga Jakarta pun bisa menang.

"Ini orang dari Solo, datang ke Jakarta, kok bisa menang? Ini memang ada magnet di badannya Pak Jokowi ini," tandas Agum.

Baca juga: Ulama dan Santri Kota Tasikmalaya Deklarasikan Dukung Jokowi-Maruf

Agum menyebut, di era global seperti sekarang ini, Indonesia memerlukan pemimpin yang bisa menjadi pelayan masyarakat. Jokowi, kata dia, adalah sosok yang tepat untuk memimpin.

"Di mata saya Jokowi adalah pelayan masyarakat. Kita juga mendambakan pemimpin yang bijak, dalam arti seorang pemimpin yang punya tekad keinginan kuat apa yang sudah baik yang dilakukan pendahulu dan meninggalkan yang tidak baik, tanpa caci maki," tutur Agum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com