Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkumham Puji 6 Terobosan Ditjen Imigrasi

Kompas.com - 28/01/2019, 10:06 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly mengapresiasi 6 terobosan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi.

Hal itu disampaikan Yasonna dalam pidato sambutan pada peringatan Hari Bhakti Imigrasi ke-69 di Kemenkumham, Jakarta, Senin (28/1/2019).

"Saya mengamati dan mengapresiasi berbagai terobosan dan inovasi yang telah dilakukan jajaran lmigrasi. Antara lain, adanya perluasan pemberian paspor elektronik di 18 kantor imigrasi yang bertujuan untuk memberikan kepastian pelayanan kepada para pemohon," kata Yasonna.

Kedua, kata dia, Ditjen Imigrasi menyederhanakan perizinan bagi tenaga kerja asing (TKA) melalui layanan One Single Submission (OSS) bekerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja.

"Sehingga menghasilkan sebuah proses yang sangat sederhana dan eflsien sebagai jawaban atas arahan Bapak Presiden Republik Indonesia kepada jajaran Imigrasi," kata dia.

Ketiga, Yasonna juga mengapresiasi Dijten Imigrasi yang mampu menekan jumlah pelanggaran keimigrasian.

Pada tahun 2017, tercatat ada 272 kasus pelanggaran. Namun, pada tahun 2018 turun menjadi 144 kasus.

"Keempat, telah dilaksanakan implementasi sistem QR Code pada 5 tempat pemeriksaan imigrasi, QR Code yang digunakan merupakan upaya peningkatan sarana dan prasarana yang digunakan oleh jajaran Imigrasi dalam melaksanakan proses pengawasan di lapangan," kata Yasonna.

Kelima, Ditjen Imigrasi juga telah memfasilitasi perizinan tinggal bagi investor asing yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

Selain itu, Ditjen Imigrasi juga sudah mendukung berbagai kegiatan internasional, seperti Asian Games 2018 hingga Annual Meeting World Bank and International Monetery Fund 2018.

Terakhir, Yasonna mengapresiasi 4 Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Ditjen Imigrasi telah mendapatkan predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).

Pada 2019 ini, Yasonna berharap agar Ditjen Imigrasi melakukan restrukturisasi Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM).

Kemudian, optimalisasi pengawasan keimigrasian melalui peran Tim Pengawasan Orang Asing hingga pemanfaatan QR Code.

"Lakukan penegakan hukum keimigrasian yang tepat sasaran, tingkatkan kualitas Iayanan penerbitan paspor elektronik dan pengolahan data Anak Berkewarganegaraan Ganda (ABG)," kata dia.

Yasonna juga berharap adanya peningkatan status 4 UPT yang telah meraih status WBK menjadi Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).

"Dan menargetkan 1 Unit Pelaksana Teknis Keimigrasian di masing-masing Kantor Wilayah untuk mendapatkan status WBK yang baru," ujar Yasonna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com