Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKN Jokowi-Ma'ruf Setuju Usulan Format Debat Kedua dari KPU

Kompas.com - 26/01/2019, 08:45 WIB
Christoforus Ristianto,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, menyetujui rencana perubahan format debat kedua dari usulan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Menurut rencana, akan dialokasikan satu segmen yang bisa digunakan peserta untuk saling bertanya dan menanggapi tanpa durasi waktu.

Dengan demikian, peserta dapat berdebat tanpa batasan waktu.

Baca juga: Meski Tak Wajib, Maruf dan Sandiaga akan Hadiri Debat Kedua

Format ini akan diterapkan pada satu segmen saja.

"Pada prinsipnya debat seperti itu kami setuju agar debatnya berlangsung menarik," kata Karding saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/1/2019).

Dengan demikian, lanjut dia, kedua capres, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, akan memiliki waktu cukup untuk mengupas gagasan, pemikiran, dan program masing-masing.

Baca juga: Ini Perbedaan Format Debat Pertama dan Kedua Pilpres 2019

"Sehingga debatnya itu nyata dan real. Di satu sisi masyarakat dapat menikmati, tetapi mereka juga bisa memahami pikiran dan gagasan serta program kedua kandidat," ujar Karding.

"Kita ingin menyuguhkan kepada masyarakat suatu debat yang berkualitas," sambungnya.

Karding menambahkan, format tersebut juga akan memberikan edukasi bagi masyarakat yang membutuhkan informasi lebih dalam mengenai calon pemimpin Indonesia yang tepat bagi mereka.

Baca juga: Jadi Moderator Debat Kedua, Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki Merasa Tersanjung

Sebelumnya, Ketua KPU Arief Budiman menyatakan, usulan format tersebut diharapkan dapat membuat debat berlangsung lebih "hidup".

"Kemarin sudah kami bikin debat mulai segmen 2 sampai 5 itu debat semua saling bertanya, saling menanggapi. Sekarang kami bikin yang lebih greget lagi," ujar Arief.

Hal ini baru berupa usulan dan masih akan dibahas bersama kedua tim sukses dalam rapat berikutnya.

Baca juga: KPK Harap Capres-Cawapres Hadirkan Solusi Perbaikan Tata Kelola SDA di Debat Kedua

Selain berubahnya format debat, KPU bersama tim kampanye dua pasangan calon juga berencana membuat tata panggung berbeda dari debat pertama.

Nantinya, tidak akan ada lagi pendukung paslon di belakang peserta debat. Seluruh pendukung akan ditempatkan menghadap panggung.

Debat kedua pilpres akan digelar Minggu (17/2/2019). Peserta debat adalah calon presiden. Tema yang diangkat energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

Debat akan diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat. Empat stasiun televisi yang akan menyiarkan debat yaitu RCTI, JTV, MNC TV, dan iNews TV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com