Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diplomasi Meja Makan Ala Megawati...

Kompas.com - 08/01/2019, 09:04 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri punya cara tersendiri untuk melobi para politisi dalam rangka menyamakan sikap politik. Ia kerap menggelar diplomasi meja makan untuk melancarkan sejumlah keputusan politik yang akan diambil.

Karenannya, putri Presiden pertama RI Soekarno itu sering bertemu dengan para politisi membahas sejumlah isu politik di meja makan.

Salah satunya dengan Presiden Joko Widodo di Istana Batu Tulis, Bogor, sebelum mantan Gubernur DKI Jakarta itu diusung kembali oleh PDI-P di Pilpres 2019.

Hal itu disampaikan Megawati dalam acara Megawati Bercerita di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Senin (7/1/2019).

Baca juga: Megawati: Saya Dibilang PKI, Kok Sampai Hari Ini Enggak Ditangkap...

"Dan memang ternyata ini kiat. Kiat kalau mau bikin orang, umpamanya lawan. Jadi kan supaya nih kita lobi," kata Megawati.

"Itu yang mau ditemui yang masih enggak setuju. Bawa deh ke restoran, ajak makan, ngobrol gitu. Kan saya suka dengerin itu bilangnya friend. Gimana nih friend, bro? Apa yang jadi persoalan ya? Gimana dong? Dilobi itu," lanjut Presiden kelima RI itu.

Baca juga: Megawati: Kenapa Presiden Kita Sendiri Dibilang Keturunan China?

Menurut Megawati, mengatakan kebiasaan mengajak makan para politisi itu didahului keluarganya dan menjadi kebiasaan. Ia mengatakan, ibunya, Fatmawati dikenal sebagai sosok yang suka makan.

Demikian pula Soekarno, yang kerap menanyakan para tamu yang berkunjung ke rumah apakah sudah makan atau belum. Lantas setelah itu, kata Megawati, Bung Karno selalu mengajak para tamunya makan bersama.

"Jadi memang dalam makan ya seperti itu. Saya melihat keluarga saya makan kiri kanan sambil ngobrol politik lalu sebuah keputusan kalau akan diputuskan gitu," ujar Megawati.

Kompas TV Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri menyindir para pelaku penyebar hoaks yang belakangan ini diberitakan. Hal ini disampaikan Megawati saat ia bercerita tentang kehidupannya di kala muda yang sering mendampingi ayahnya ke acara kenegaraan. Megawati pun menantang para pelaku hoaks dan perundungan untuk debat dengan dirinya. Menurut Megawati, kaum pemuda Indonesia telah kehilangan jiwa nasionalis untuk bangsa dan negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com