Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fuad Bawazier: Tingginya Penerimaan Negara Bukan Hasil Kerja Pemerintah

Kompas.com - 19/12/2018, 20:11 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim ahli ekonomi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Fuad Bawazier, berpendapat bahwa tercapainya target penerimaan negara tahun 2018 tidak dapat dikaitkan dengan kinerja pemerintah.

Hal itu ia katakan dalam menanggapi pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut penerimaan negara di tahun ini akan melampaui target dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

Hingga akhir 2018 Sri Mulyani meyakini penerimaan negara bisa mencapai Rp 1.936 triliun atau naik 18,2 persen dari tahun lalu. Jumlah tersebut lebih tinggi dari target APBN 2018 sebesar Rp 1.894 triliun.

Kendati demikian, menurut Fuad, bukan disebabkan oleh usaha pemerintah.

"Pertama yang naik melampaui target itu adalah PNPB (Penerimaan Negara Bukan Pajak). Itu karena kenaikan harga-harga komoditas, sebetulnya pemerintah enggak kerja apa-apa, itu memang ada perbaikan harga komoditas di pasar internasional," ujar Fuad dalam sebuah diskusi di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu (19/12/2018).

Baca juga: Menkeu: Untuk Pertama Kalinya, Penerimaan negara Melampaui Target APBN

Seperti diketahui, penerimaan pajak tumbuh mencapai 15,2 persen, penerimaan bea cukai tumbuh 14,7 persen dan penerimaan negara bukan pajak tumbuh (PNBP) 28,4 persen.

Mantan Menteri Keuangan itu menjelaskan, tingginya PNBP sebesar 28,4 persen terjadi karena naiknya harga komoditas ekspor Indonesia di pasar internasional.

Namun, penerimaan pajak yang seharusnya menjadi usaha pemerintah dan tulang punggung penerimaan negara, tidak mencapai target.

Berdasarkan data per 10 Desember 2018 yang dipaparkan Fuad, realisasi penerimaan pajak baru mencapai Rp 1.163 triliun dari target Rp 1.424 triliun atau 81,7 persen

"Jadi masih kurang banyak," kata Fuad.

Fuad pesimistis pemerintah dapat memenuhi target penerimaan pajak dalam sisa 20 hari hingga akhir tahun. Sebab target yang harus dikejar masih terlalu jauh.

"Kalau lihat sekarang masih kurang 18,3 persen atau Rp 261 triliun kekurangannya. Saya pesimis kalau itu bisa tercapai," ucapnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini, penerimaan negara di tahun ini akan melampaui target dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Ini untuk pertama kalinya penerimaan negara melebihi target APBN.

Mengutip Kontan.co.id Kamis (6/12/2018), hingga akhir 2018 Sri Mulyani meyakini penerimaan negara bisa mencapai Rp 1.936 triliun atau naik 18,2 persen dari tahun lalu. Jumlah tersebut lebih tinggi dari target APBN 2018 sebesar Rp 1.894 triliun.

Baca juga: Dirjen Pajak Berharap Tahun Politik Bisa Dongkrak Penerimaan Negara

"Untuk pertama kali penerimaan negara akan mencapai melebihi apa yang ada di dalam UU APBN," katanya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (5/12/2018).

Ia menilai, penerimaan negara sudah sangat bagus. Apalagi dilihat dari penerimaan pajak yang tumbuhnya mencapai 15,2 persen, penerimaan bea cukai tumbuh 14,7 persen dan penerimaan negara bukan pajak tumbuh 28,4 persen.

"Ini outlook sampai akhir tahun, tapi nanti tanggal 31 Desember kami pasti update angka realisasi. Kami sudah itung sampai minggu pertama kemarin," jelas Sri Mulyani.

Kompas TV Penerimaan negara makin digenjot demi memacu pertumbuhan ekonomi, tapi tenang saudara pemerintah memastikan tidak akan ada pajak jenis baru meskipun direktorat jenderal pajak sedang dikejar setoran Sebagai gantinya, pemerintah mengandalkan kepatuhan wajib pajak untuk mengisi kantong keuangan negara. Tidak hanya itu, insentif keringan pajak juga bakal ditebar tapi dengan sejumlah syarat. Sampai dengan akhir Oktober penerimaan pajak sudah di atas "seribu triliun rupiah atau 71,2 dari target.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com