Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir Jokowi-Ma'ruf: Pengaruh Tabloid Obor Rakyat Sampai Saat Ini Masih Ada...

Kompas.com - 13/12/2018, 19:46 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf

min, Ace Hasan Syadzily, mengatakan, dampak yang dihasilkan dari kampanye hitam melalui tabloid Obor Rakyat masih ada sampai sekarang.

Isu keterkaitan Jokowi dengan PKI yang dihembuskan tabloid tersebut jelang Pemilihan Presiden 2014 lalu masih berhembus sampai sekarang.

"Sampai sekarang belum mampu mengubah persepsi publik terhadap berita yang ada di Obor Rakyat tersebut. Artinya pengaruh tabloid Obor Rakyat sampai saat ini masih ada," ujar Ace di Kantor Populi Center, Jalan Letjen S Parman, Kamis (13/12/2018).

Baca juga: Timses Jokowi Tak Akan Laporkan La Nyalla ke Polisi soal Fitnah PKI

Isu tersebut terus menerus dihembuskan. Ace mengatakan sulit untuk menghilangkan isu yang sudah berkembang dari mulut ke mulut.

Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7/2018).Reza Jurnaliston Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7/2018).

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf memiliki data bahwa ada 5 sampai 6 persen masyarakat yang percaya bahwa Jokowi antek komunis.

Baca juga: Timses Jokowi: Pengakuan La Nyalla Buktikan Isu PKI Terus Diembuskan

Oleh karena itu, Jokowi pun sudah mulai menjawab tuduhan itu dalam beberapa kesempatan. Jokowi menjelaskan bahwa itu semua adalah kabar bohong yang tak perlu dipercaya.

"Pak Jokowi perlu mengklarifikasi itu supaya masyarakat di daerah yang dikunjungi Pak Jokowi bisa mengetahui bahwa itu adalah hoax," ujar Ace.

Salah satu bukti bahwa itu hoaks adalah pengakuan mantan Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) La Nyalla Matalitti. La Nyalla mengaku sebagai salah satu penyebar Obor Rakyat di Jawa Timur.

Baca juga: La Nyalla Akui Jokowi PKI Hanya Karangan, Ini Kata Airlangga Hartarto

Posisi La Nyalla yang dulu merupakan pendukung Prabowo memperkuat kesimpulan bahwa isu ini dibuat demi kontestasi Pilpres.

"Faktanya adalah bahwa Pak La Nyalla mengakui dan kita tahu Pak La Nyalla pada Pilpres 2014 lalu dia menjadi salah satu penggerak utama Prabowo-Hatta," kata dia.

Kompas TV Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01 Ma'ruf Amin menghadiri Milad Pondok Pesantren Nur El Falah yang ke 75 di Petir, Serang, Banten. Dalam kesempatan ini Ma’ruf Amin meminta agar berita bohong soal isu kaitan Jokowi dengan Partai Komunisme Indonesia dihentikan. Ma’ruf juga menilai wajar kekesalan Jokowi terhadap kabar bohong yang diarahkan kepadanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com