Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persoalan Kepercayaan antara PKS dan Gerindra dalam Polemik Wagub DKI

Kompas.com - 07/12/2018, 08:24 WIB
Jessi Carina,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik soal siapa yang akan mengisi kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta belum akhir. Dua partai, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra, masih tarik menarik.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, ada persoalan "trust issue" alias kepercayaan yang tengah melanda kedua partai.

"Di antara mereka harusnya ada 'trust level' yang baik. Sekarang ini kan trust level-nya kecil ya," ujar Hendri kepada Kompas.com, Jumat (7/12/2018).

Pendapat ini muncul dari terhentinya proses penentuan wagub DKI oleh PKS DKI dan Gerindra DKI.

Dua partai itu awalnya telah membuat langkah yang signifikan dengan menyepakati posisi Wagub DKI untuk PKS dengan melewati tahap fit and proper test terlebih dahulu. Semua peserta fit and proper test itu adalah kader PKS.

Baca juga: PKS Sebut Pembahasan Wagub DKI Pengganti Sandiaga Belum Ada Kepastian

Namun, kini prosesnya kembali terhenti. Gerindra DKI menilai uji kepatutan dan kelayakan itu sebagai syarat wajib. Selain itu, Gerindra DKI bakal mengajukan kadernya jika calon dari PKS tak ada yang lolos.

Sementara itu PKS kini cenderung menolak adanya fit and proper test meski awalnya sudah menyatakan setuju.

Hendri mengatakan, apa yang terjadi antara kedua partai itu adalah masalah kepercayaan. Menurut dia, dalam kondisi seperti ini, seharusnya Partai Gerindra memegang teguh janji bahwa kader PKS yang akan menjadi wagub.

"Jangan ada gosip bahwa PKS bisa gagal kemudian masuk kader Gerindra," ujar Hendri.

Sedianya, hal itu yang membuat PKS DKI ragu mengikuti fit and proper test. Ada rasa curiga kepada Partai Gerindra DKI di balik tahapan ini. Sebaliknya, Hendri pun berpendapat PKS harus menghilangkan kecurigaan itu.

Baca juga: Pertemuan Gerinda dan PKS untuk Bahas Fit and Proper Test Calon Wagub DKI Ditunda

Menurut dia, PKS harus yakin sudah menyerahkan kader-kader terbaik dalam proses fit and proper test ini. Siapa pun yang lolos fit and proper test adalah kader terbaik PKS.

Hendri mengatakan, PKS juga tidak perlu takut dengan proses ini karena semua pihak memantaunya.

"Yakin saja bahwa mereka terbaik dan secara politik juga dipantau oleh petinggi Gerindra dan PKS," ujar Hendri.

Hendri mengatakan, sedianya polemik ini harus berakhir sebelum tahun 2018 berganti karena PKS dan Gerindra di tingkat mana pun sudah harus fokus kepada kontestasi yang lebih besar yaitu pemilu legislatif dan pemilihan presiden.

Jika PKS DKI dan Gerindra DKI terus menerus berseteru, dikhawatirkan akan memberi dampak buruk pada Pilpres.

"Ini akan mengganggu kesolidan PKS Gerindra di Pilpres. Merugikan Prabowo-Sandi kalau ada polemik di sini," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com