JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan Indonesia perlu mencari mitra perdagangan besar selain Amerika Serikat (AS) dan China sebab keduanya sedang terlibat perang dagang.
Akibatnya, sejumlah komoditas ekspor Indonesia dikenakan biaya yang cukup besar saat hendak masuk ke dua negara tersebut.
Baca juga: Indonesia Akan Angkat Isu Perang Dagang di KTT G-20
Kalla mengatakan, Indonesia akan mempercepat perundingan dengan Uni Eropa dan Australia, serta negara lainnya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang berlangsung di Buenos Aires, Argentina, 30 November hingga 1 Desember.
"Kita mau percepat perundingan dengan Uni Eropa, karena efeknya akan ke situ, dengan Australia, dan sebagainya. Untuk mengganti permintaan atau perdagangan dengan China dengan Amerika," kata Kalla, melalui keterangan tertulis, Jumat (30/11/2018).
Baca juga: Erdogan dan Putra Mahkota Arab Saudi Ingin Bertemu JK, Bahas Apa?
Kalla mengatakan, berunding dengan Uni Eropa dan negara-negara lain untuk menjadi mitra dagang utama Indonesia sangat penting untuk dilakukan.
"Jadi ini harus dibarengi segera dengan suatu perjanjian-perjanjian dagang yang lebih baik, yang lebih bebas," lanjut dia.
Kalla sebelumnya mengatakan perang dagang antara Amerika Serikat dan China mengambat perekonomian dunia.
Baca juga: Perang Dagang Tak Mereda, Investasi Makin Deras Keluar dari China
Hal itu disampaikan Kalla dalam wawancara bersama sejumlah media sebelum berbicara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Buenos Aires, Argentina, Kamis (29/11/2018).
Karena itu ia menyatakan misi Indonesia pada KTT G-20 adalah membuat perdagangan dunia menjadi lebih baik.
Kalla juga menyatakan Indonesia akan mengangkat isu perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Buenos Aires, Argentina, 30 November-1 Desember 2018.