Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PKS: Kita Kan Harus Berani Menunjukkan Kelemahan Kita...

Kompas.com - 29/11/2018, 13:44 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil tidak setuju jika pidato calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, di Singapura disebut menjelekan negara sendiri di forum internasional.

Menurut dia, Prabowo hanya menceritakan masalah yang sedang dialami Indonesia.

"Kita kan harus berani menunjukan kelemahan kita, harus menunjukan bahwa bangsa kita sedang mengatasi dan sedang berusaha untuk keluar dari krisis salah satunya adalah korupsi," ujar Nasir di kompleks parlemen, Kamis (29/11/2018).

Baca juga: Politisi PKS: Pak Prabowo Tak Bermaksud Menuding Pemerintah

Menurut Nasir, hal itu wajar dilakukan. Setiap anggota DPR kunjungan ke parlemen berbagai dunia, kata Nasir, mereka juga melakukan hal yang sama.

Nasir mengatakan hal ini untuk memperjelas apa saja permasalahan yang terjadi di Indonesia.

Salah satu isi pidato Prabowo di Singapura adalah tentang korupsi di Indonesia yang seperti kanker stadium 4. Nasir menilai itu adalah fakta yang tidak perlu ditutupi. Dia yakin negara lain juga sudah mengetahui kondisi Indonesia.

"Jadi tanpa Prabowo menjelaskan soal itu, orang juga sudah tahu. Prabowo hanya ingin menegaskan bahwa kami semuanya sedang berusaha bagaimana Indonesia bisa menekan angka korupsinya," ujar Nasir.

Baca juga: 6 Fakta Kunjungan Prabowo di Yogyakarta, Batal Naik Becak Hibrid hingga Komentari Utang Negara

 

Sebelumnya, juru bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Mukhamad Misbakhun, mengkritik pidato Prabowo di Singapura. Menurut dia, Prabowo melecehkan rakyat negeri sendiri melalui forum mancanegara.

Pernyataan Prabowo yang menjadi sorotan adalah soal korupsi di Indonesia yang seperti kanker stadium 4. Kemudian juga soal rakyat yang mudah disuap untuk memilih calon tertentu dalam pemilu.

"Apakah Pak Prabowo mau bilang bahwa memilih Pak Prabowo karena diberi sekarung nasi? Atau memilih Pak Jokowi diberi sekarung nasi?" ujar Misbakhun.

"Apakah rakyat Indonesia serendah itu sehingga dengan mudah dibeli dengan sekarung nasi? Ini benar-benar sangat menyakitkan dan memprihatinkan," lanjut dia.

Kompas TV Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menilai kasus korupsi di Indonesia, sangat masif dan merajalela. Prabowo bahkan menyebut, korupsi di Indonesia ibarat penyakit kanker stadium 4.<br /> <br /> Kritikan Prabowo ini disampaikan di forum internasional, The Economist World in 2019, gala dinner di Singapura. Di hadapan 500 CEO, pengusaha dan eksekutif perusahaan internasional, Prabowo berjanji akan mendorong reformasi pemerintah yang bersih dan tidak korup, jika terpilih sebagai presiden. Di Forum The Economist, Prabowo diundang sebagai Ketua Umum Partai Gerindradan calon presiden RI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com