Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

500 Hari Kasus Novel, KPK Berharap Polisi Bisa Temukan Pelaku Penyerangan

Kompas.com - 01/11/2018, 06:20 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, Kamis (1/11/2018), merupakan hari ke-500 pasca-penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Pada 11 April 2017, seusai melaksanakan shalat subuh di masjid tak jauh dari rumahnya, Novel tiba-tiba disiram air keras oleh dua pria tak dikenal yang mengendarai sepeda motor. Cairan itu mengenai wajah Novel.

Namun, hingga saat ini, polisi belum berhasil mengungkap pelaku penyerangan Novel.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, KPK berharap agar pelaku penyerangan Novel bisa segera ditemukan.

"Saat ini hampir 500 hari, itu tersangkanya belum ditemukan. Kami berharap pelaku penyerangan itu bisa ditemukan," kata Febri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (31/10/2018) malam.

Baca juga: Jika Jadi Presiden, Prabowo Disebut Bakal Bentuk TGPF Kasus Novel Baswedan

Febri mengingatkan, penyerangan tersebut bukan semata terhadap pribadi Novel, melainkan juga kepada seluruh pejuang antikorupsi yang mendukung agenda pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Ini bukan soal Novel pribadi tapi kepentingan yang lebih besar," kata dia.

Ia juga berharap publik tak lupa atas peristiwa yang menimpa Novel tersebut.

Febri mengatakan, pimpinan KPK juga sudah menugaskan sejumlah orang sebagai tim dari KPK untuk terus berkoordinasi dengan Polri dalam mendukung pengungkapan kasus tersebut.

"Pimpinan berkoordinasi jika ada yang dibutuhkan dari KPK (berupa) informasi atau sejenisnya, tim itu nantilah yang bisa memberikan informasi itu (kepada Polri)," ujar Febri.

Baca juga: PPP Sebut Kasus Novel Baswedan Tak Bisa Dianggap Kegagalan Jokowi

Untuk mengungkap kasusnya, Novel sudah beberapa kali diperiksa di Komnas HAM. KPK juga akan melihat bagaimana hasil perkembangan dari Komnas HAM tersebut.

"Karena dari informasi yang kami dengarkan kan rencananya akan disampaikan kepada presiden dan pada publik. Semoga bisa lebih memberikan titik terang bagaimana penanganan kasus itu," kata Febri.

Dalam kasus Novel, saat itu Novel sedang berjalan menuju rumahnya setelah menjalankan shalat subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Cairan itu tepat mengenai wajah Novel.

Baca juga: Jika Polri Menyerah, KPK Akan Tanya Kasus Novel Baswedan ke Jokowi

Kejadian itu berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak.

Tak ada seorang pun yang berada di lokasi saat peristiwa penyiraman itu terjadi. Novel juga tak bisa melihat jelas pelaku penyerangannya.

KOMPAS Sejumlah Kasus yang Ditangani Novel Baswedan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com