JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Kepolisian Perairan telah mengerahkan sekitar 100 personel, delapan kapal, dan sejumlah peralatan, untuk membantu proses pencarian Lion Air JT-610 yang jatuh Senin (29/10/2018) pagi.
Operasi tersebut dipimpin langsung oleh Dirpolair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Lotharia Latif.
"Ada 8 kapal, melibatkan 14 penyelam," ujar Kasubdir Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Polairud Baharkam Polri, Kombespol Yassin Kosasih kepada wartawan di Makopolairud, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (30/10/2010).
Baca juga: Mengapa Lion Air Jatuh di Perairan Karawang?
Selain itu, mereka juga telah mengirimkan dua unit alat Remotely Operated Vehicles (ROV) yang berfungsi untuk mencari badan kapal.
Polair juga telah mendatangkan sebuah alat PRS 275 dari Singapura, untuk mendeteksi kotak hitam atau black box. Alat tersebut didatangkan beserta teknisi dari Singapura.
Yassin mengatakan alat tersebut memiliki kapasitas untuk digunakan selama delapan jam, sebelum perlu diisi kembali dayanya.
Baca juga: Badan Pesawat Lion Air JT-610 yang Masih Menjadi Teka-teki
Sebelumnya diberitakan, Lion Air JT-610 bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, sekitar pukul 06.10 WIB.
Sedianya, pesawat mendarat di Bandara Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB. Namun, pesawat tersebut hilang kontak pukul 06.33 WIB.
Pesawat tersebut disebutkan membawa 181 penumpang, terdiri dari 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.