Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Perang Data Jokowi-Prabowo, Siapa yang Benar?

Kompas.com - 29/10/2018, 07:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SALING serang antara kubu pasangan nomor urut 01 dan 02 belakangan terdengar semakin masif. Cawapres Sandiaga Uno pernah menyebut soal tempe setipis kartu “ATM” yang dibalas kubu Jokowi-Ma’ruf dengan data tingkat kemiskinan.

Ada juga istilah “ekonomi kebodohan” yang dilontarkan Capres Prabowo Subianto yang dibalas dengan tudingan bahwa Prabowo-Sandi sulit merakyat karena berasal dari keluarga kaya.

Kampanye-kampanye ini berhasil meraih panggung media sosial dan media massa nasional. Pembahasan tak pernah berhenti di ranah media, baik arus utama maupun blog pribadi.

Setiap pekan selalu ada hal baru yang ditampilkan dan renyah jadi pembahasan hingga seolah tak lagi diperlukan cek dan ricek di lapangan.

Apakah data itu benar? Atau sekadar karangan untuk gimmick kampanye belaka?

Yang lebih penting lagi, apakah data-data sederhana yang dilempar ke publik ini bisa secara langsung membantu warga Indonesia, khususnya pemilih, untuk memahami program, visi, misi pasangan calon?

Atau tak lebih hanya guyonan politik yang ada di panggung kampanye?

Program AIMAN yang akan tayang nanti malam, Senin (29/10/2018) pukul 20.00 wib, mengupas masalah ini.

Aiman mendatangi langsung tempat-tempat yang diklaim kedua pihak (Jokowi dan Prabowo)  menjadi dasar penghitungan mereka dari angka-angka ekonomi sederhana yang dijadikan "jualan" kampanye.

Aiman mengupas pula angka kemiskinan riil yang sebelumnya diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikatakan turun menjadi satu digit yang tidak pernah ada sepanjang sejarah Republik berdiri. Mana yang nyata?

AIMAN buktikan klaim kedua pihak

Saya mendatangi sejumlah tempat di Jakarta yang bisa menjawab data-data di atas. Memang tidak perlu jauh-jauh mengecek data-data ini. Tempat untuk mengeceknya ada di sekeliling kita.

Tibalah saya di sebuah tempat yang marak menjual makanan. Ada puluhan warung hingga restoran "chicken rice" alias nasi ayam yang berbaris di sepanjang jalan.

Saya mendatangi sebuah warung sederhana nasi ayam ala restoran cepat saji. Di tempat ini nasi dan ayam dijual hanya Rp 14.000

Sementara, nasi ayam di tempat yang lebih elite yang menempel pula coffee shop di dalamnya, makanan ini dibanderol seharga tak lebih dari Rp 27.500. Saya juga membeli tempe yang ternyata tidak setipis kartu ATM.

Lalu, di mana nasi ayam Rp 50.000 yang menurut Sandiaga lebih mahal dari harga di Singapura yang disebutnya 3,5 Dolar Singapura alias Rp 35.000?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com