Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Survei Jangan Membuat Kita Terlena...

Kompas.com - 28/10/2018, 14:19 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 1 Joko Widodo meminta seluruh tim suksesnya tidak terlena dengan hasil survei sejumlah lembaga.

Sejumlah lembaga survei menempatkan tingkat elektabilitas Jokowi mengungguli kontestan Pilpres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

"Tadi saya juga menyampaikan mengenai hasil survei. Jangan itu dipakai untuk menjadikan kita terlena," ujar Jokowi, kepada wartawan, seusai pengarahan kepada Tim Kampanye Nasional pada Rakernas di Hotel Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (28/10/2018).

Hasil survei, lanjut Jokowi, seharusnya menjadi panduan apa yang harus dibenahi di dalam kerja kampanye.

Baca juga: Jokowi: Saya Doakan Nasdem Masuk 3 Besar

"Saya sampaikan survei-survei itu harus menjadi koreksi mana yang kurang, menjadi evaluasi mana yang harus diperbaiki. Harus menjadi evaluasi dan koreksi bagi seluruh tim," ujar dia.

Jokowi mengingatkan kembali bahwa seluruh tim sukses harus tetap bekerja keras di dalam bekerja.

Pesan yang sama sempat diungkapkan pula oleh Ketua Dewan Pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf, Jusuf Kalla.

Ia mengingatkan seluruh tim sukses tidak terbuai oleh hasil survei sejumlah lembaga.

"Saya ingatkan, jangan terlalu over optimis akibat survei (elektabilitas)," ujar Kalla, dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) TKN di Hotel Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (27/10/2018).

Baca juga: Kaus Baru Jokowi...

Kalla kemudian merujuk kepada salah satu peristiwa politik di Amerika Serikat, 2016 lalu, yakni kemenangan Trump atas Hillary.

Sejumlah lembaga survei menjelang pemilihan presiden menempatkan elektabilitas Hillary Clinton pada posisi unggul dibandingkan Trump.

Kalla menyebut, dari 9 lembaga survei, hanya satu lembaga yang menempatkan Trump unggul atas Hillary.

Kondisi itu, lanjut Kalla, membuat kubu Hillary terbuai dan menjadi lengah.

Baca juga: Menteri Amran Dampingi Jokowi Lepas Kirab Santri di Alun-alun Sidoarjo

"Sementara Trump terus mengkampanyekan kebangkitan Amerika di saat Hillary berbicara ekonomi global dan sebagainya. Trump berbicara kepentingan rakyat Amerika, memagari (perbatasan dengan) Meksiko. Itu menimbulkan semangat internal masyarakat Amerika," ujar Kalla.

Akhirnya, pemilih Hillary merasa bahwa mereka yang pasti memenangkan pemilu. Oleh sebab itu, banyak yang akhirnya tidak menggunakan hak pilihnya karena terlampau yakin.

Pemilu pun dimenangkan oleh Trump yang berpasangan dengan Michael Richard Pence.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com