Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Jokowi, Pidato "Game of Thrones" Juga Ditujukan bagi Elite Politik

Kompas.com - 15/10/2018, 12:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pesan moral dari pidato Presiden Joko Widodo di acara Annual Meeting IMF-World Bank 2018 tidak hanya ditujukan bagi pemimpin negara-negara di dunia, melainkan juga relevan jika direfleksikan oleh pemimpin di Indonesia, bahkan elite politiknya.

Demikian diungkapkan Presiden Jokowi saat berpidato di depan lebih dari 1.000 stakeholder Universitas Kristen Indonesia (UKI) dalam acara Sidang Terbuka Senat UKI dalam rangka Lustrum XIII UKI di Lapangan Bola UKI Jakarta Timur, Senin (15/10/2018).

"Pesan moral yang saya sampaikan (dalam pidato Annual Meeting IMF-World Bank) tak hanya relevan ditujukan bagi pemimpin di dunia saat ini. Tapi, juga tepat untuk disampaikan kepada masyarakat, kepada pemimpin kita di dalam negeri serta terutama elite-elite yang memperjuangkan kepentingannya," ujar Jokowi.

Baca juga: Ini Pesan Moral di Balik Pidato Presiden soal Game Of Thrones

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengawalinya dengan mengulang lagi isi pidatonya terdahulu, yakni mengibaratkan pertarungan negara-negara di dunia saat ini seperti serial " Game Of Thrones".

Ia menyebutkan, peristiwa ekonomi dan politik negara-negara di dunia ini diwarnai dengan pertarungan antar-kekuatan besar dari negara-negara besar.

Ibarat sebuah siklus kehidupan, ada kalanya suatu negara berjaya dan lainnya runtuh. Demikian pula sebaliknya.

Saat pertarungan berlangsung, masing-masing tidak sadar bahwa ada ancaman yang lebih besar yang bisa eksistensi keseluruhan dunia.

Misalnya, perubahan iklim global dan penurunan ekonomi global.

Baca juga: Fahri Hamzah: Presiden Bicara Thanos, Avengers, Game of Thrones, Sejarah Dilupakan

Pesan moral dari pidatonya itu, yakni konfrontasi serta perselisihan dalam bentuk apa pun akan mengakibatkan penderitaan.

Bukan hanya bagi yang kalah, tetapi juga bagi yang menang. Ketika kemenangan dirayakan dan kekalahan diratapi, kedua belah pihak sadar bahwa yang tersisa hanya kehancuran.

"Tapi sudah terlambat. Kalau sadarnya belakangan, kemenangan atau kekalahan dalam perang selalu hasilnya sama, yaitu dunia yang porak-poranda. Padahal, tidak boleh kita melakukan perusakan hanya untuk menghasilkan sebuah kemenangan. Juga tidak ada artinya kemenangan yang dirayakan di tengah kehancuran," lanjut dia.

Pesan bagi elite politik di Indonesia

Pesan moral itu, lanjut Jokowi, relevan direfleksikan oleh seluruh elemen Indonesia yang saat ini memasuki tahun politik.

"Memang, kontestasi diikuti kompetisi dan rivalitas. Tapi, kompetisi dan rivalitas itu seharusnya dibangun di atas pondasi yang tidak saling menjatuhkan, kontestasi itu tidak boleh menimbulkan kegaduhan dan permusuhan, kebencian, kedengkian, tidak saling mencela, tidak harus saling memfitnah," ujar Jokowi.

"Kontestasi dan rivalitas tidak boleh menimbulkan kerusakan dan yang terpenting lagi kontestasi tidak boleh mengorbankan pondasi kebangsaan kita, pondasi sosial dan politik kita berupa stabilitas, keamanan, toleransi, dan persatuan," lanjut dia.

Ia mengatakan, pesta demokrasi di Indonesia terjadi setiap lima tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com