Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evakuasi Sulit di Petobo hingga Jono Oge, 5000 Orang Diperkirakan Masih Tertimbun

Kompas.com - 09/10/2018, 17:33 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkap sulitnya proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban di wilayah Balaroa, Petobo, dan Jono Oge, Sulawesi Tengah, pascabencana gempa dan tsunami.

Di Petobo, terjadi proses likuefaksi (pencairan tanah) yang mengakibatkan 2.050 unit rumah rusak berat. Di area 180 hektar itu, dikerahkan 7 unit alat berat.

Namun demikian, proses evakuasi sulit lantaran hampir seluruh area tertimbun lumpur yang sebagian besar sudah mengering.

"Di Petobo kondisinya berlumpur, lumpur banyak yang kering. Rumah-rumah banyak yang tidak terlihat karena tertutup lumpur, padahal di bawahnya banyak rumah-rumah yang tertimbun," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (9/10/2018).

Baca juga: Penjelasan BNPB soal Likuefaksi yang Melenyapkan Permukiman di Petobo

Sementara di Balaroa, terjadi proses pengangkatan dan penurunan tanah pada saat bencana, sehingga mengakibatkan 1.471 unit rumah rusak berat. Pada area 47,8 hektar itu, dikerahkan 5 unit alat berat.

"Melihat kondisi di lapangan memang sulit. Yang separuh amblas 3 meter, yang separuh terangkat 2 meter," ujar Sutopo.

Sedangkan di Jono Oge, 4 desa terdampak parah dan 2 desa mengalami pergeseran. Diperkirakan, bangunan yang rusak mencapai 534 unit. Hingga saat ini, area seluas 202 hektar itu kondisinya masih berlumpur. 

Dibutuhkan 6 unit ekskavator amfibi untuk melakukan proses evakuasi. Namun demikian, hingga saat ini tim SAR masih kesulitan mencadi ekskavator tersebut.

"Kondisi di Desa Jono Oge tanah belum stabil. Sudah mulai ada tanah yang mengering, namun banyak bagian tanah yang masih sangat basah," kata Sutopo.

Baca juga: Data OSM, Likuefaksi di Desa Jono Oge Seluas 436,87 Hektar

Karena sulitnya proses evakuasi, diperkirakan, hingga saat ini masih ada sekitar 5000 warga yang masih tertimbun reruntuhan bangunan dan lumpur di Petobo dan Balaroa.

Sementara di Jono Oge, jumlah korban tertimbun tidak sebanyak di dua wilayah lainnya, lantaran area tersebut lebih banyak digunakan untuk kegiatan bercocok tanam daripada permukiman.

Selain jumlah tersebut, BNPB mencatat ada 671 korban yang hilang.

Gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Jumat (8/10/2018) itu juga mengakibatkan 2.010 orang meninggal dunia.

BNPB jug mencatat, 10.679 orang luka berat dan 82.775 warga mengungsi di sejumlah titik.

Dilaporkan pula, 67.310 rumah dan 2.736 sekolah rusak. Ditambah lagi, terdapat 20 fasilitas kesehatan rusak berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com