Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Sepekan: Korban Tsunami. Gelombang Kolam Renang, hingga Letusan Soputan

Kompas.com - 06/10/2018, 17:31 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com – Dalam sepekan, mulai 1-6 Oktober 2018 terdapat sejumlah informasi beredar di media sosial. Namun, tiga di antaranya dipastikan hoaks.

Pertama, mengenai air kolam renang yang bergerak sendiri. Sejumlah orang mengaitkan fenomena itu dengan gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.

Namun, hal itu dibantah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, serta TNI Angkatan Laut sebagai pemilik kolam.

Baca juga: Baca juga: [KLARIFIKASI] Video Air Kolam Renang Bergerak Sendiri, Ini Penjelasannya

Kedua, ada foto jenazah yang terbungkus kain kafan diletakkan berjajar di sebuah tanah lapang. Disebutkan bahwa jenazah itu adalah korban gempa dan tsunami di Palu.

Namun, berdasarkan keterangan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, foto itu diambil saat bencana tsunami di Aceh pada 2004.

Baca juga: [HOAKS] Foto Korban Gempa dan Tsunami di Palu Dijajarkan 

Ketiga, adalah video letusan abu vulkanik yang disebut sebagai letusan Gunung Soputan di Sulawesi Utara.

Namun, Badan Nasional Penanggulangan Bencana membantah hal itu. Menurut BNPB, letusan gunung dalam video itu diambil dari gunung di Amerika Selatan.

Baca juga: Baca juga: [HOAKS] Foto dan Video Gunung Soputan di Sulawesi Utara

Untuk mengetahui informasi hoaks atau fakta lainnya, Anda dapat membuka laman khusus Hoaks atau Fakta dengan mengklik tautan berikut: Hoaks atau Fakta.

.

.

.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com