Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Jangan Hadirkan Setan Kekuasaan Hanya karena Ambisi untuk Menang

Kompas.com - 04/10/2018, 15:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, pengakuan aktivis Ratna Sarumpaet bahwa ia tidak dianiaya, belumlah menyelesaikan persoalan.

Menurut Hasto, momen tersebut harus diikuti dengan peneguhan komitmen dari tim sukses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk melaksanakan kampanye Pilpres 2019 tanpa kebohongan.

"Kebenaran yang akhirnya terkuak dan memaksa Prabowo meminta maaf ke publik harus diikuti dengan komitmen berkampanye tanpa kebohongan," ujar Hasto dalam siaran persnya, Kamis (4/10/2018).

"Kepada seluruh tim kampanye Prabowo-Sandiaga, kami berharap untuk memegang teguh komitmen kampanye damai. Jangan hadirkan setan kekuasaan hanya karena ambisi untuk menang," lanjut dia.

Baca juga: Empat Politisi Meminta Maaf gara-gara Ratna Sarumpaet Berbohong

Hasto menegaskan, terbongkarnya kebohongan Ratna harus menjadi yang terakhir kalinya di tahun politik ini.

"Kita semua mendambakan pemilu yang demokratis dan berkeadaban harus bergandengan tangan menolak fitnah dan kampanye hitam. Apa yang disampaikan Pak Prabowo pada 3 Oktober 2018, di mana narasi penganiayaan Ratna Sarumpaet sebagai pintu masuk seranganke Pak Jokowi tidak boleh terjadi lagi," ujar Hasto.

Terakhir, Hasto mengajak seluruh elemen politik untuk membangun tradisi politik yang berkeadaban.

Baca juga: Kronologi Drama Kebohongan Ratna Sarumpaet

Diberitakan, polemik Ratna ini berawal dari beredarnya foto wajah Ratna Sarumpaet dalam kondisi lebam-lebam di media sosial.

Setelah itu, sejumlah pihak mengatakan bahwa kondisi Ratna itu disebabkan karena ia mengalami penganiayaan di bilangan Bandung, Jawa Barat pada 21 Oktober 2018. Bahkan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto turut berkomentar.

"Kami sangat kaget, prihatin, sangat kecewa bahwa telah terjadi suatu aksi kekerasan, penganiayaan, suatu pukulan yang kejam terhadap salah satu pimpinan daripada badan pemenangan kampanye kami, yaitu Ibu Ratna Sarumpaet," ujar Prabowo saat memberikan keterangan pers di kediaman pribadinya, Selasa (2/10/2018) malam.

Namun belakangan, Ratna mengakui sendiri bahwa hal itu adalah karangan belaka. Ia sekaligus meminta maaf atas kebohongan yang ia lakukan tersebut.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Komitmen Tuntaskan Perkara Eddy Hiariej

KPK Komitmen Tuntaskan Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Fahira Idris Paparkan 6 Upaya Berantas Peredaran NPS di Indonesia

Hari Anti Narkotika Internasional, Fahira Idris Paparkan 6 Upaya Berantas Peredaran NPS di Indonesia

Nasional
MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

Nasional
PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

Nasional
MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

Nasional
KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

Nasional
Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Nasional
PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

Nasional
Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Nasional
Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek 'Ekor Jas'

Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek "Ekor Jas"

Nasional
Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Nasional
Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Nasional
3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

Nasional
Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com