JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Kemensos RI Hartono Laras menuturkan Kementerian Sosial RI mengerahkan tujuh unit mobil dapur umum bagi para pengungsi di Sulawesi Tengah. Enam dapur umum telah didirikan dan satu dapur umum sedang dikirim ke Sigi, Sulawesi Tengah.
“Kemensos ada 6 dan ditambah lagi hari ini kita upayakan dikirim satu unit ke Sigli dari Sulawesi Selatan,” kata Hartono di Kantor Kemensos RI, Jakarta, Senin (1/10/2018).
Seluruh dapur umum itu didirikan di sejumlah titik seperti:
1. Rumah jabatan Gubernur Sulawesi Tengah
2. Di depan kantor Wali Kota Palu, Desa Siranindi
3. Desa Kawanua
4. Desa Laswani
5. Kantor Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah
6. Perumahan Balaroa, Palu.
7. Sigi
Hartono menuturkan, satu unit mobil dapur umum mampu menyediakan 6.000 nasi bungkus per harinya.
Kemensos, kata Hartono, akan berupaya sekuat tenaga untuk menyediakan bantuan logistik untuk para pengungsi yang terkena dampak bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Baca juga: Kronologi Kepanikan Narapidana di Palu dan Donggala, Air Tanah Merembes hingga Pembakaran
“Kita upayakan all out mengirim barang-barang kita yang ada di gudang Makasar kemudian juga di Bekasi melalui Halim (Bandar Udara Halim Perdanakusuma) saat ini menunggu penerbangan dan siap insya allah siang,” kata Hartono.
Hartono menekankan, kebutuhan mendesak yang diperlukan masyarakat yang terdampak bencana gempa dan tsunami, baik di Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah adalah kebutuhan makanan dan juga evakuasi para korban.
“Kebutuhan orang dalam kondisi apapun tidak boleh tidak makan harus makan. Kebutuhan sangat diperlukan bahan-bahan makanan dan kemudian tempat pengungsian,” kata Hartono.
Selain itu, kata Hartono, juga masih diperlukan pula tenda, terpal, selimut, makanan bayi, dan anak, alat berat, tim SAR, hingga perbaikan listrik dan jalur komunikasi.
Diketahui, hempa berkekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang wilayah Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) petang, juga menyebabkan tsunami. Menurut data BMKG, tsunami itu terjadi setidaknya di tiga wilayah, yaitu Palu, Donggala, dan Mamuju.