Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ratna Tondang
Aktivis lingkungan

Aktivis lingkungan, lulusan Rekayasa Kehutanan Institut Teknologi Bandung

Perubahan Iklim dan Dampaknya bagi Kesehatan di Indonesia

Kompas.com - 25/09/2018, 07:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERUBAHAN iklim berdampak secara global, termasuk pula di Indonesia. Mungkin belum semua lapisan masyarakat menyadari dampak perubahan iklim secara langsung.

Contoh dampak yang bisa kita lihat adalah kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 2015. Ini adalah salah satu kebakaran hutan terbesar yang pernah terjadi di Tanah Air.

Kebakaran ini telah menghanguskan lebih dari 2,6 juta hektar lahan atau 4,5 kali luas Pulau Bali. Padahal, hutan Indonesia sendiri merupakan jenis hutan hujan tropis yang selalu basah atau lembap, sehingga sulit terbakar secara alami.

Pada 2015, fenomena El Nino menyerang beberapa wilayah di Indonesia sehingga menyebabkan kemarau yang lebih panjang. Kemarau yang lebih panjang ini membuat lahan hutan menjadi lebih kering dan lebih mudah terbakar.

Seperti yang kita tahu, El Nino terjadi akibat perubahan iklim global. Namun, bukan berarti El Nino menjadi satu-satunya penyebab kebakaran saat itu.

Ada beberapa faktor, seperti tingginya alih fungsi lahan hutan dan kurangnya monitoring titik api, yang turut menjadi penyebab kebakaran hutan.

Kebakaran hutan merupakan salah satu dari sekian banyak dampak yang mungkin dapat terjadi akibat perubahan iklim. Dampak paling vital dalam kehidupan kita adalah gangguan kesehatan, yang juga dipengaruhi perubahan iklim tanpa kita sadari sebelumnya.

Bayangkan saja jutaan orang di Asia Tenggara telah terpapar polusi udara akibat kebakaran hutan Indonesia pada 2015.

Ada sekitar 503.874 jiwa yang menderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di 6 provinsi Indonesia sejak 1 Juli hingga 23 Oktober 2015 akibat kebakaran hutan.

Polusi udara bukanlah masalah sepele. Data WHO menunjukkan, 7 juta orang meninggal setiap tahun akibat terpapar polusi udara dan berujung pada penyakit, seperti stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif kronik, infeksi saluran pernafasan, termasuk juga pneumonia.

Masyarakat miskin dan terpinggirkan yang paling berat menanggung dampak polusi udara. Mereka masih sangat bergantung dengan bahan bakar padat/tradisional (seperti kayu bakar, batok kelapa, sekam padi atau serpihan kulit kayu) untuk memasak.

Setiap hari, mereka menghirup asap dari tungku pembakaran yang mencemari rumah mereka. WHO mengestimasi sekitar 4,3 juta kematian dini dapat terjadi akibat polusi udara dari sisa pembakaran bahan bakar padat/biomassa dari rumah tangga.

Di Indonesia, tingkat penggunaan biomassa seperti kayu bakar masih sangat tinggi. Menurut data statistik dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tingkat konsumsi energi final nasional dari bahan bakar padat/biomassa hampir mencapai 306,99 juta barrels oil equivalent (BOE) atau sekitar 30 persen dari total konsumsi final energi nasional.

Sektor rumah tangga sebagai konsumer terbesar energi nasional adalah pengguna terbesar dari bahan bakar biomassa.

Masyarakat perkotaan juga turut kena imbas dari dampak polusi udara. Sisa pembakaran bahan bakar dari kendaraan bermotor, pembangkit listrik dan industri menjadi sumber utama polusi udara di perkotaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com