JAKARTA, KOMPAS.com - Deklarasi pemilu damai yang diinisiasi Aliansi Masyarakat Indonesia untuk Pemilu Damai digelar di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (16/9/2018).
Deklarasi ini diharapkan menginspirasi daerah lain untuk menggelar kegiatan yang menggaungungkan pemilu damai.
"Acara ini merupakan acara masyarakat yang diharapkan juga menginspirasi di berbagai daerah lainnya dalam memberikan edukasi pentingnya pemilu yang damai, pemilu yang berkualitas dan mencerdaskan masyarakat," kata Koordinator Aliansi Masyarakat Indonesia Untuk Pemilu Damai Husny Mubarok Amir di Tugu Proklamasi.
Pada dasarnya, kata Amir, acara ini diinisiasi masyarakat guna menyambut tahapan kampanye yang bakal dimulai pada 23 September 2018.
Acara ini, lanjut Amir, menekankan bahwa kampanye sudah seharusnya memberikan pencerahan dan pendidikan politik kepada masyarakat.
"Agar masyarakat dapat menimbang dan memilih para wakil rakyat baik di lembaga legislatif maupun eksekutif," kata dia.
Amir mengatakan, panitia acara ini tidak membolehkan siapapun yang hadir mengenakan atribut capres-cawapres maupun partai politik. Itu karena acara ini murni untuk mendeklarasikan pemilu damai, bukan mendukung capres atau parpol.
Deklarasi ini melibatkan tokoh-tokoh agama, ormas-ormas kemasyarakatan, ormas-ormas kepemudaan, mahasiswa, ibu-ibu majelis ta'lim dan unsur kemasyarakatan lainnya.
"Ini murni dari masyarakat untuk masyarakat, guna menyongsong pemilu yang damai, yang menjauhkan diri dari perpecahan bangsa. Mari kita sambut pemilu dengan senang," tutur Amir.
Hadir dalam deklarasi ini sejumlah tokoh perwakilan lintas agama, di antaranya dari PB NU, Walubi, PGI, KWI dan perwakilan lainnya.
Acara itu juga dimeriahkan senam pagi, penampilan marching band dan musik akustik.