LOMBOK, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mempercayai kabar akan terjadinya gempa besar pada 26 Agustus 2018. Sebab kabar tersebut adalah bohong.
"Jangan percaya sama hoaks berita yang tidak jelas jangan mudah percaya," ujar Tito dalam kunjungannya ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (24/8/2018).
Baca juga: Beredar Foto Indonesia Very High Seismic Risk, Ini Penjelasan BMKG
Kapolri meminta masyarakat untuk mengikuti berita resmi atau informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui internet atau media massa yang terpercaya atau mencari informasi melalui saluran-saluran resmi seperti dari pemerintah daerah, dari satgas bencana, dan pihak kepolisian setempat.
"Jadi jangan mudah percaya kepada isu-isu yang tidak jelas," kata dia.
Sebelumnya, BMKG meminta masyarakat di NTB untuk tidak panik, selalu waspada, dan tidak percaya dengan berita bohong (hoaks) yang beredar di masyarakat.
Baca juga: BMKG: Jangan Percaya Hoaks Gempa pada Hari Minggu Tanggal 26
Hal ini terkait beredarnya postingan di media sosial tentang 'ada apa dengan tanggal 26?' dan 'ada apa dengan hari Minggu?' yang melampirkan deretan kejadian gempa bumi yang terjadi pada hari Minggu dan tanggal 26.
"Sampai saat ini belum ada negara dengan teknologi apapun di dunia yang mampu memprediksi kapan, dimana dan berapa kekuatan gempa bumi yang akan terjadi secara tepat hari dan tanggalnya," kata Kepala Stasiun Geofisika Mataram Agus Riyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (22/8/2018).
Baca juga: TGB Minta Warga Tak Percaya Hoaks Ramalan Gempa
BMKG menjelaskan, setiap hari gempa bumi selalu terjadi di seluruh belahan dunia. Namun tidak semua gempa bumi dirasakan. Gempa bumi besar pun tidak terjadi pada tanggal 26 dan hari Minggu
BMKG, lanjut dia, merupakan satu-satunya instansi resmi di Indonesia yang menginformasikan kejadian gempa bumi dan tsunami.