Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Trauma Healing" Anak Korban Gempa Lombok, dari Lomba hingga Nyanyi Bersama

Kompas.com - 22/08/2018, 08:35 WIB
Devina Halim,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih merasakan trauma pascagempa bertubi-tubi yang mengguncang pulaunya dan wilayah sekitar.

Hingga Selasa (21/8/2018), tercatat 1.005 gempa susulan yang terjadi, dan bencana tersebut telah merenggut 515 korban jiwa.

Oleh sebab itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan berbagai pihak terus bahu-membahu melakukan pemulihan terhadap kondisi psikis para korban. Pemulihan trauma dilakukan oleh tim dari pemerintah maupun NGO.

Baca juga: Bapak Jangan Tinggalkan Saya, Saya Sakit, Temani Saya, Pak...

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, saat ini terdapat sekitar 300 relawan yang turut membantu penanganan pascagempa.

"Kebutuhan terkait psikososial, trauma healing terus dilakukan. Hampir setiap hari pasti ada di sana, baik itu dilakukan oleh pemerintah maupun NGO," ujar Sutopo di Graha BNPB, Selasa (21/8/2018).

Dia memberi contoh pemulihan yang dilakukan kepada anak-anak. Misalnya, tim menyelenggarakan berbagai lomba dalam rangka HUT Kemerdekaan RI Ke-73, pada 17 Agustus kemarin.

Baca juga: JK: Tak Ada Bagi-bagi Semen atau Paku, Korban Gempa Lombok Diberi Uang

Selain permainan, anak-anak juga diberi edukasi dan praktek terkait antisipasi gempa. Sutopo mengatakan edukasi dilakukan melalui lagu.

"Kalau ada gempa...", ujarnya sambil berdendang.

Sutopo mengatakan, gempa-gempa susulan mungkin masih akan terus terjadi. Akibatnya, proses penanganan dan malah menyebabkan masyarakat semakin trauma bisa makin lambat.

"Penanganan yang harusnya sudah bisa dipercepat dengan perbaikan rumah terpaksa harus mundur. Kemudian, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi juga bertambah," tuturnya.

Baca juga: Hingga Hari Ini, Tercatat 1.005 Gempa Susulan Terjadi di Lombok

Namun, dia mengimbau agar masyarakat tidak turut menyebarkan hoaks terkait prediksi gempa susulan agar tidak membuat warga Lombok semakin panik.

Saat ini proses penanganan masih dilakukan oleh tim gabungan, baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

 

Kompas TV Sejak gempa dan kebakaran terjadi, belum ada bantuan yang sampai ke mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com