JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) M. Rahman Roestan yakin vaksin imunisasi measles rubella (MR) yang diproduksi oleh Serum Institute of India (SII) tidak bermasalah.
Pasalnya, Badan Kesehatan PBB (WHO) dan negara Islam lainnya telah menggunakan produk vaksin yang sama.
“Jadi memang ini (Serum Institute of India) yang kemudian kita sediakan untuk program imunisasi nasional,” ujar Rahman di Kantor Ombudsman RI, Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Baca juga: MUI: Sertifikasi Halal Vaksin MR Diproses Cepat
Menurutnya, Bio Farma sebagai BUMN wajib memenuhi kebutuhan program imunisasi nasional.
Termasuk program imunisasi vaksin measles rubella (MR) di 28 provinsi di luar pulau Jawa sampai akhir September 2018 mendatang.
“Untuk vaksin MR di Bio Farma sedang dalam proses pengembangan dan ketika pemerintah memutuskan bahwa vaksin MR ini untuk program imunisasi nasional maka kami coba mencari partner di luar negeri yang sudah memproduksi vaksin,” kata Rahman.
Baca juga: Kemenkes Minta Imunisasi MR Tetap Dijalankan meski Sertifikasi Halal Masih Diproses
Rahman mengatakan, semua vaksin yang dibutuhkan diupayakan diproduksi di PT Bio Farma supaya kemandirian farmasi nasional bisa berjalan.
Di sisi lain, Rahman mengungkapkan ada beberapa tantangan yang membuat sertifikat halal belum dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pasalnya, ada beberapa dokumen yang dibutuhkan MUI belum disediakan oleh produsen Serum Institute of India.
Baca juga: 3 Anak Dilarikan ke Rumah Sakit usai Disuntik Vaksin MR
"Indonesia termasuk yang maju dalam aspek halalnya. Teman-teman kita di luar negeri masih belum paham. Ini jadi tantangan kita semua,” kata Rahman.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah serentak melaksanakan imunisasi measles rubella (MR) fase II di 28 provinsi, di luar Pulau Jawa mulai 1 Agustus 2018. Pelaksanakan imunisasi MR fase II dilakukan selama dua bulan (Agustus hingga akhir September).